Serangan Cyber ke Malaysia Meningkat Setelah MH370 Raib  

Reporter

Minggu, 19 April 2015 12:48 WIB

Anggota keluarga korban hilangnya pesawat Malaysia Airlines MH370 menulis siatas balon saat memperingati satu tahun hilangnya pesawat tersebut di The Square Publika, Kuala Lumpur, Malaysia, 8 Maret 2015. Anthony Kwan/Getty Images

TEMPO.CO, Singapura - Dalam empat hari setelah hilangnya pesawat Malaysia Airlines MH370, otoritas Malaysia mendapat serangan cyber dari kelompok yang disebut Naikon. Perusahaan keamanan komputer, Kaspersky Lab, mengatakan kelompok tersebut berusaha menyerang komputer organisasi pemerintah, angkatan laut, kepolisian, dan lembaga penerbangan di Malaysia.

Serangan juga dilakukan pada negara-negara lain yang terlibat dalam pencarian pesawat. "Motifnya adalah untuk mencuri informasi yang terkait dengan upaya pencarian dan investigasi," kata Direktur Global Research and Analysis Team Kaspersky Lab Costin Raiu seperti dilansir situs The Star, Minggu, 19 April 2015.

Costin menambahkan, grup kriminal cyber itu sangat aktif di wilayah Asia-Pasifik. Serangan grup yang disebut Naikon itu melonjak setelah hilangnya MH370.

Nama Naikon diturunkan dari NOKIAN95/WEB yang ditemukan dalam kode malware. Tujuan Naikon, kata Costin, adalah untuk memata-matai negara-negara yang terlibat dalam pencarian. Namun belum diketahui seberapa sukses aksi mereka.

Dalam operasinya, Naikon mengirimkan ratusan ribu phishing e-mail, yang mengklaim berisi 'update' atau mencari informasi soal MH370, bersama dengan lampiran (attachment) dokumen Microsoft Word. Phishing e-mail itu dikirimkan secara individu maupun kelompok.

Costin menunjukkan contoh satu dari e-mail Naikon yang dikirim ke otoritas Malaysia dengan lampiran berjudul Senarai Delegai (daftar delegasi). "Mereka sukses menargetkan pada institusi penting pada beberapa negara," kata dia.

Costin juga mengatakan kelompok kriminal cyber itu ingin mendapatkan informasi tentang penerbangan, termasuk penumpang dan manifest kargo. "Ini operasi intelijen bersama," kata dia.

Menurut Costin, Asia-Pasifik adalah 'hotspot' serangan cyber karena situasi ekonominya. Setiap negara berjuang untuk kondisi ekonomi yang lebih baik, misalnya mengamankan investasi asing. "Jika ada tender, Anda menawarkan tender yang lebih baik. Maka Anda perlu memata-matai mereka (negara lain) untuk melihat apa yang mereka tawarkan, sehingga Anda bisa menawarkan sesuatu yang lebih baik," kata Costin mengilustrasikan.

THE STAR | AMIRULLAH

Berita terkait

Waspada, Ini 6 Jenis Cyber Crime yang Paling Sering Terjadi

14 Desember 2023

Waspada, Ini 6 Jenis Cyber Crime yang Paling Sering Terjadi

Cyber crime semakin meningkat seiring perkembangan teknologi digital. Meskipun memberikan kemudahan, kemajuan teknologi juga membawa risiko besar.

Baca Selengkapnya

Bahas Perkembangan Teknologi, Menkominfo: Kejahatan Dulu Curanmor, Sekarang Cyber Crime

21 Agustus 2023

Bahas Perkembangan Teknologi, Menkominfo: Kejahatan Dulu Curanmor, Sekarang Cyber Crime

Menkominfo Budi Arie Setiadi mengatakan semua pihak harus menyesuaikan diri seiring terjadinya perkembangan teknologi.

Baca Selengkapnya

Kominfo Punya Pelatihan Khusus Cyber Security untuk Keamanan Infrastruktur Digital

31 Januari 2023

Kominfo Punya Pelatihan Khusus Cyber Security untuk Keamanan Infrastruktur Digital

Kominfo memiliki pelatihan khusus mengenai cyber security. Pelatihan itu digelar untuk meningkatkan keamanan infrastruktur digital.

Baca Selengkapnya

1,3 Miliar Data SIM Dibobol, Kominfo: Seolah yang Membocorkan Pahlawan

6 September 2022

1,3 Miliar Data SIM Dibobol, Kominfo: Seolah yang Membocorkan Pahlawan

Kominfo menyayangkan beberapa pihak menganggap hacker pembocor data adalah pahlawan.

Baca Selengkapnya

6 Cara Mencegah dan Melaporkan Penipuan Online

27 Agustus 2022

6 Cara Mencegah dan Melaporkan Penipuan Online

Pada umumnya, tujuan para pelaku penipuan online adalah membobol dan mencuri data-data pribadi. Begini cara mencegah dan melaporkannya.

Baca Selengkapnya

Pengamat: Polri Punya Tim Cyber Crime, Mudah Saja Menggulung Judi Online

24 Agustus 2022

Pengamat: Polri Punya Tim Cyber Crime, Mudah Saja Menggulung Judi Online

Peneliti ISeSS menyebut Polri cukup mengandalkan tim cyber crime untuk menggulung judi online. Hanya menangkap pengecer dan pemain kelas bawah.

Baca Selengkapnya

Tutup Tahun 2021, Kapolda Metro Jaya Klaim Selesaikan Semua Laporan Masyarakat

30 Desember 2021

Tutup Tahun 2021, Kapolda Metro Jaya Klaim Selesaikan Semua Laporan Masyarakat

Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Fadil Imran mengatakan crime clearance sepanjang 2021 adalah 30.870 kasus atau 102 persen.

Baca Selengkapnya

Kasus Ilegal Akses, Richard Lee: Saya Optimistis karena Tidak Bersalah

8 September 2021

Kasus Ilegal Akses, Richard Lee: Saya Optimistis karena Tidak Bersalah

Dokter Richard Lee menjelaskan bahwa ia sangat optimis dalam kasus ini karena merasa tidak melakukan tindakan kriminal.

Baca Selengkapnya

Begini Kesiapan TNI Hadapi Perang Siber

28 Mei 2021

Begini Kesiapan TNI Hadapi Perang Siber

Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto mengatakan perang siber telah menjadi medan perang baru yang dapat memicu ketegangan antarnegara

Baca Selengkapnya

Polda Metro Jaya Ringkus Buron Federal Bureau of Investigation

16 Juni 2020

Polda Metro Jaya Ringkus Buron Federal Bureau of Investigation

Kepolisian Daerah Metro Jaya meringkus seorang buronan Federal Bureau of Investigation (FBI). Pelaku dikabarkan ditangkap di kawasan Jakarta Selatan.

Baca Selengkapnya