Anggota keluarga korban hilangnya pesawat Malaysia Airlines MH370 menulis siatas balon saat memperingati satu tahun hilangnya pesawat tersebut di The Square Publika, Kuala Lumpur, Malaysia, 8 Maret 2015. Anthony Kwan/Getty Images
TEMPO.CO, Singapura - Dalam empat hari setelah hilangnya pesawat Malaysia Airlines MH370, otoritas Malaysia mendapat serangan cyber dari kelompok yang disebut Naikon. Perusahaan keamanan komputer, Kaspersky Lab, mengatakan kelompok tersebut berusaha menyerang komputer organisasi pemerintah, angkatan laut, kepolisian, dan lembaga penerbangan di Malaysia.
Serangan juga dilakukan pada negara-negara lain yang terlibat dalam pencarian pesawat. "Motifnya adalah untuk mencuri informasi yang terkait dengan upaya pencarian dan investigasi," kata Direktur Global Research and Analysis Team Kaspersky Lab Costin Raiu seperti dilansir situs The Star, Minggu, 19 April 2015.
Costin menambahkan, grup kriminal cyber itu sangat aktif di wilayah Asia-Pasifik. Serangan grup yang disebut Naikon itu melonjak setelah hilangnya MH370.
Nama Naikon diturunkan dari NOKIAN95/WEB yang ditemukan dalam kode malware. Tujuan Naikon, kata Costin, adalah untuk memata-matai negara-negara yang terlibat dalam pencarian. Namun belum diketahui seberapa sukses aksi mereka.
Dalam operasinya, Naikon mengirimkan ratusan ribu phishing e-mail, yang mengklaim berisi 'update' atau mencari informasi soal MH370, bersama dengan lampiran (attachment) dokumen Microsoft Word. Phishing e-mail itu dikirimkan secara individu maupun kelompok.
Costin menunjukkan contoh satu dari e-mail Naikon yang dikirim ke otoritas Malaysia dengan lampiran berjudul Senarai Delegai (daftar delegasi). "Mereka sukses menargetkan pada institusi penting pada beberapa negara," kata dia.
Costin juga mengatakan kelompok kriminal cyber itu ingin mendapatkan informasi tentang penerbangan, termasuk penumpang dan manifest kargo. "Ini operasi intelijen bersama," kata dia.
Menurut Costin, Asia-Pasifik adalah 'hotspot' serangan cyber karena situasi ekonominya. Setiap negara berjuang untuk kondisi ekonomi yang lebih baik, misalnya mengamankan investasi asing. "Jika ada tender, Anda menawarkan tender yang lebih baik. Maka Anda perlu memata-matai mereka (negara lain) untuk melihat apa yang mereka tawarkan, sehingga Anda bisa menawarkan sesuatu yang lebih baik," kata Costin mengilustrasikan.