Didakwa Bunuh 3 Muslim, Pria AS Terancam Hukuman Mati

Reporter

Selasa, 7 April 2015 19:54 WIB

Craig Stephen Hicks (46), saat memasuki ruangan persidangan setelah melakukan penembakan terhadap tiga orang muslim di Durham County Detention Center, 11 Februari 2015. Hicks menyerahkan diri ke polisi setelah melakukan penembakan pada satu keluarga. AP/The News & Observer, Chuck Liddy

TEMPO.CO, Washington - Seorang pria Amerika Serikat bakal dijatuhi hukuman mati setelah didakwa membunuh tiga mahasiwa muslim. Menurut dakwaan jaksa di depan majelis hakim, mereka memiliki bukti cukup kuat atas segala dakwaannya. Bukti itu antara lain bercak darah dari para korban.

Setelah mendengar dakwaan jaksa, Senin, 6 April 2015, hakim Orlando Hudson Jr mengatakan kemungkinan terdakwa Craig Stephen Hicks dijatuhi hukuman mati. Hicks yang diborgol selama proses peradilan berwajah dingin, tidak menunjukkan emosi ketika hakim membacakan keputusannya.

Hicks disasar dengan tiga dakwaan tingkat pertama atas peristiwa pembunuhan pada 10 Februari 2015 terhadap Deah Shaddy Barakat, 23 tahun; istrinya Yusor Mohammad Abu-Salha, 21 tahun; dan saudara iparnya Razan Mohammad Abu-Salha, 19 tahun.

Asisten jaksa dari Durham County, Jum Dornfried, mengatakan, Hicks terbukti menguasai senjata genggam berkaliber 357 untuk menghabisi nyawa para korban di apartemen. Menurut jaksa, di senjata tersebut ada bercak residu tangan Hicks.

Polisi mengatakan, pembunuhan itu berlatar belakang sengketa lama antara Hicks, 46 tahun, dengan korban mengenai lapangan parkir di kompleks kondominium dekat Universitas North Carolina di Chapel Hill. Pelaku tinggal di gedung yang sama dengan korban yang saat itu menjadi mahasiswa kedokteran gigi bersama istrinya.

Dornfried, Senin, 6 April 2015, mengatakan, Hicks mengungkapkan secara detail mengenai pembunuhan tersebut ketika menjawab pertanyaan penyidik. "Ada isu pembunuhan itu berlatar belakang masalah parkir," kata Dornfried kepada hakim.

"Dia pergi dan mengambil senjata api dari kediamannya, kemudian menuju tempat tinggal korban dan ditemui Deah Barakat. Sempat terjadi interaksi singkat antara pelaku dengan korban. Tak lama kemudian, pelaku mencabut pistol dan menembak korban."

Dornfried melanjutkan, Hicks menembak Barakat beberapa kali, selanjutnya memasuki apartemen korban dan menembak setiap perempuan yang berteriak ketakutan di bagian kepala. "Usai melakukan aksinya, dia meninggalkan apartemen," kata jaksa.

Pengacara terdakwa Terry Alford menolak segala dakwaan yang disampaikan penuntut umum.

AL ARABIYA | CHOIRUL AMINUDDIN

Berita terkait

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

7 Februari 2021

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.

Baca Selengkapnya

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

6 Februari 2021

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020

Baca Selengkapnya

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

4 Februari 2021

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.

Baca Selengkapnya

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

3 Februari 2021

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.

Baca Selengkapnya

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

3 Februari 2021

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

30 Januari 2021

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.

Baca Selengkapnya

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

30 Januari 2021

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

29 Januari 2021

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

29 Januari 2021

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19

Baca Selengkapnya

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

27 Januari 2021

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran

Baca Selengkapnya