TEMPO.CO, Berlin/Paris - Kapten pesawat nahas Germanwings yang terkunci di ruang kokpit diduga telah menggunakan kapak untuk mencoba menghancurkan pintu kokpit.
Rekaman yang berasal dari kotak hitam perekam penerbangan menunjukkan kapten Patrick Sondenheimer berulang kali mencoba untuk membuka pintu kokpit setelah Andreas Lubitz, kopilot, mengunci kokpit saat Patrick pergi ke kamar mandi.
Pria Jerman, ayah dari dua orang anak ini mengetuk pintu tetapi tak ada jawaban. Kemudian ia menggunakan kapak untuk mencoba merobek dan mendobrak pintu. Demikian laporan surat kabar Jerman pada Jumat pagi, 27 Maret 2015.
Tapi itu tidak cukup mampu membuka pintu tersebut sampai Lubitz kemudian sengaja menerbangkan Airbus A320 ke sisi gunung, menewaskan semua 149 penumpang.
Berita hari ini telah menyebutkan bahwa Lubitz sempat diistirahatkan karena mengalami depresi dan ada pendapat yang menyatakan Lubitz baru saja putus cinta sebelum penerbangan.
Rincian akhir dari penerbangan itu terungkap dalam konferensi pers kemarin oleh jaksa Prancis, Brice Robin, yang mengatakan tujuan Lubitz adalah untuk menghancurkan pesawat. Kematian terjadi begitu cepat. Pesawat menabrak gunung dalam kecepatan 700 kilometer per jam.
"Saya tidak berpikir bahwa penumpang menyadari apa yang terjadi sampai saat-saat terakhir karena pada rekaman Anda hanya mendengar jeritan di detik-detik akhir," kata jaksa Robin.
Seorang juru bicara Germanwings menjelaskan pada koran Bild bahwa kapak berada di papan penerbangan sebagai bagian dari peralatan keselamatan A320.
Pesawat Korean Air dan Cathay Pacific Bertabrakan Sayap di Bandara Jepang
17 Januari 2024
Pesawat Korean Air dan Cathay Pacific Bertabrakan Sayap di Bandara Jepang
Pesawat Korean Air menabrak pesawat Cathay Pacific yang kosong saat sedang meluncur di bandara Jepang yang dilanda salju. Sayap pesawat Korean Air rusak.