Rurik George Caton Jutting (29 tahun) yang berkewarganegaaran Inggris, dikawal dalam mobil polisi sebelum menghadiri pengadilan di Hong Kong, 3 November 2014. Polisi menemukan mayat korban yang diduga WNI dalam sebuah koper di balkon apartemennya. AP /Apple Daily
TEMPO.CO, Jakarta - Rurik Jutting sudah mengakui sebagai pembunuh dua warga negara Indonesia di Hong kong, Sumarti Ningsih dan Jesse Lorena Ruri, akhir pekan lalu. Diduga kuat, mantan bankir itu mengalami depresi hebat setelah diselingkuhi oleh tunangannya. Hal itu dibenarkan oleh salah satu mantan kekasih Jutting.
"Dia pernah berusaha untuk bunuh diri Oktober lalu. Dia bilang sedang stres karena masalah pekerjaan dan finansial," kata mantan pacar Jutting yang tak mau disebutkan namanya kepada Channel 4 News, seperti dilansir dari Business Insider, Selasa, 4 November 2014. (Baca: Sebelum Dibunuh, PSK Indonesia Disewa Rp 19 Juta)
Soal kasus yang menimpa Jutting, perempuan itu mengaku sangat kaget. Dia tidak menyangka pria asal Inggris itu bisa membunuh orang lain. "Dia orang yang sangat baik. Dia selalu terlihat bahagia. Saya tidak bisa membayangkan apa yang terjadi pada dirinya," kata perempuan itu. (Baca: Pembunuh PSK Indonesia Diduga Depresi)
Jutting ditangkap di apartemennya di kawasan Wan Chai, Hong Kong, pada Ahad lalu. Saat tiba di lokasi, polisi menemukan dua mayat wanita tanpa busana dalam kondisi mengenaskan. Ningsih ditemukan sudah dimutilasi dan dimasukkan ke dalam sebuah koper yang terletak di balkon apartemen.
Menurut laporan pihak kepolisian, Ningsih sudah tewas lima hari sebelum penemuan mayat tersebut. Sedangkan Ruri, yang belakangan diketahui bernama asli Seneng Mujiasih, ditemukan sedang sekarat dengan luka di bagian leher dan bokong. Dia tewas beberapa saat setelah ditemukan oleh polisi.