Kuburan rahasia di dekat Iguala, Meksiko, Senin 6 Oktober 2014. Pihak pemerintah mengatakan sedang menyelidiki apakah 28 mayat yang ditemukan di kuburan ini adalah para siswa yang diserang oleh polisi lokal di Iguala. AP/Eduardo Verdugo
TEMPO.CO, Iguala - Sebelum dilaporkan menghilang pada 27 September lalu, puluhan mahasiswa dari sebuah universitas di Tixtla, Negara Bagian Guerrero, sempat terlibat bentrok dengan polisi saat mereka menuju Iguala, yang berjarak sekitar satu jam perjalanan dari Tixtla. (Baca: 34 Jasad Diangkat dari Kuburan Massal Meksiko)
Salah seorang mahasiswa selamat, yang mengaku bernama Eusebio, menuturkan dirinya berada di salah satu bus dari tiga bus yang ditumpangi sekitar 120 mahasiswa. Ketika itu tiba-tiba bus dicegat oleh mobil polisi sekitar pukul 21.00 waktu setempat di pintu keluar utara Kota Iguala. Saat itulah polisi langsung menembaki mereka.
“Aksi penembakan terjadi untuk waktu yang cukup lama. Sejumlah polisi lainnya kemudian tiba dan menembaki kami,” ujar mahasiswa berusia 19 tahun itu, seperti dikutip dari laman Tuscon Sentinel, Senin, 6 Oktober 2014.
Mahasiswa menyerang balik dengan melemparkan batu. Namun hal ini tidak memberikan perlawanan yang signifikan. Seorang mahasiswa diketahui ditembak mati dan lainnya luka-luka akibat berondongan peluru dari polisi.
Tembakan akhirnya mereda dan ambulans pun datang untuk mengangkut korban luka. Sejumlah wartawan juga datang dan mahasiswa mulai memberikan keterangan. Suasana tenang ini hanya berlangsung sesaat. Tak lama, sejumlah polisi tambahan tiba disertai sejumlah pria bersenjata dan berpakaian sipil.
Jaksa Agung Guerrero Inaky Blanco mengatakan, menurut keterangan sejumlah saksi mata dan polisi yang ditahan, pria bersenjata tersebut merupakan anggota pembunuh yang dikenal sebagai “Guerreros Unidos” atau “Laskar Amerika”. Mereka bekerja untuk kartel narkoba Beltran Leyva. Pemimpin kartel, Hector Beltran Leyva, telah ditangkap pekan lalu terkait dengan insiden ini.
Dengan bantuan mafia ini, polisi kemudian menembak mati dua mahasiswa lainnya dan seorang sopir taksi beserta penumpangnya. Puluhan mahasiswa lainnya juga terluka akibat terus ditembaki.
Setelah itu, polisi membawa puluhan mahasiswa ke dalam mobil patroli mereka. Sebanyak 43 mahasiswa dilaporkan hilang setelah kejadian tersebut. Eusebio berhasil selamat lantaran bersembunyi di rumah warga hingga pagi menjelang.
Saat ini, tim penyidik tengah mengidentifikasi jasad yang ditemukan di sejumlah lokasi kuburan massal di sebuah bukit di Iguala. Kuat dugaan bahwa puluhan jasad yang ditemukan hangus terbakar itu merupakan mahasiswa yang menjadi korban pembantaian polisi. (Baca: Meksiko, Ladang Kuburan Massal Korban Geng Narkoba)
Sekitar 20 ribu demonstran menuntut Trump menghormati negara mereka, membatalkan rencana pembangunan tembok di perbatasan kedua negara, serta meminta maaf.