Presiden Palestina Mahmoud Abbas. REUTERS/Mohamed Torokman
TEMPO.CO, New York - Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas kembali menuding Israel telah melancarkan "perang genosida" di Jalur Gaza dan berjanji akan menyeret pemimpinnya atas kejahatan perang. "Kami tidak akan melupakan, tidak akan mengampuni, dan kami tidak akan membiarkan penjahat perang menghindar dari hukuman," kata Abbas dalam pidatonya di Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Jumat, 26 September 2014.
Pada Juli hingga akhir Agustus lalu, Israel menggempur Jalur Gaza dalam perang terbaru yang menewaskan 2.140 warga Palestina. Perang Israel di Jalur Gaza itu adalah yang ketiga dalam enam tahun terakhir.
"Israel telah memilih untuk membuat itu menjadi tahun perang genosida baru yang dilakukan terhadap rakyat Palestina," katanya.
Palestina, ujar Abbas, mengancam akan bergabung dengan Pengadilan Kriminal Internasional yang berbasis di Den Haag untuk memungkinkan adanya tindakan hukum terhadap kejahatan perang Israel.
Perang di Gaza baru berakhir pada 26 Agustus ketika Israel dan kelompok Hamas di Palestina sepakat untuk melakukan gencatan senjata dan melakukan pembicaraan damai. Selain gencatan senjata, Palestina juga menuntut Israel untuk mengakhiri blokade di Jalur Gaza yang sudah berlangsung selama delapan tahun.
Dalam pidatonya, Abbas juga mengatakan akan menuntut dikeluarkannya sebuah resolusi internasional yang menetapkan batas waktu bagi Israel untuk menarik diri dari tanah Palestina, yang dicaplok sejak perang 1967. Ia mengatakan tidak ada batas waktu untuk mengakhiri pendudukan yang dilakukan Israel.
