Vladimir Putin berbicara kepada media, kunjungannya ke Mongolia, untuk kunjungan kerja di tengah meningkatnya ketegangan dengan Washington dan NATO di Ulan Bator, 3 September 2014. (AP/Alexander Zemlianichenko)
TEMPO.CO, Moskow - Rusia berencana mengajukan proposal tentang perlindungan pada pengguna Internet di negaranya terhadap ancaman dari Barat. Proposal ini menjadi buntut dari pernyataan Presiden Rusia Vladimir Putin yang menggambarkan bahwa Internet adalah proyek dari badan intelijen Amerika, CIA. (Baca: Kata Putin, Internet Itu Proyeknya CIA)
Pejabat pun mulai mencari cara teknis untuk melindungi web Rusia dari ancaman keamanan nasional. Namun, proposal ini langsung dikritik oleh Perwakilan Kebebasan Meida dengan Organisasi Keamanan dan Kerja Sama Eropa (OSCE). Wakil OSCE, Dunja Mijatovic, menyebut bahwa proposal itu hanyalah taktik Kremlin untuk menindak suara-suara kritik dari dalam Rusia.
"Saya mengerti jika ada kebutuhan untuk melindungi masyarakat dari ancaman luar biasa. Di luar sana ada terorisme, kekerasan anak, hingga human trafficking. Namun, masalah ini berkaitan dengan kebebasan berekspresi di Internet. Ada kemungkinan Rusia ingin membungkam warga terkait komentar-komentar kritis," kata Mijatovic, seperti dilaporkan Reuters, Selasa, 23 September 2014.
Namun, Kremlin membantah tuduhan itu dan berdalih tindakan tersebut semata-mata untuk memastikan keamanan nasional, terutama karena hubungan Rusia dengan Barat yang semakin renggang setelah krisis di Ukraina. (Baca: Hadapi Barat, Rusia Siapkan Hulu Ledak Nuklir)
April lalu, parlemen Rusia mengeluarkan undang-undang yang mengharuskan situs media sosial di negara tersebut untuk menjaga server-nya. Peraturan itu juga mengharuskan mereka untuk menyimpan semua informasi tentang pengguna mereka. Tujuannya agar semua informasi tentang pengguna layanan situs media sosial di Rusia aman dari "serangan" mata-mata Amerika.