Polisi Pakistan Pakai Gas Air Mata Kedaluwarsa

Reporter

Senin, 1 September 2014 11:03 WIB

Seorang pendukung Tahir ul-Qadri, ulama Sufi dan pemimpin oposisi dari partai politik Pakistan Awami Tehreek, dalam aksi demo di Islamabad, Pakistan, Ahad 31 Agustus 2014. REUTERS/Zohra Bensemra

TEMPO.CO, Islamabad - Dalam dua hari, hampir 500 pendemo terluka setelah bentrok dengan polisi Pakistan. Mereka yang memaksa masuk ke sejumlah gedung pemerintahan, termasuk Kantor Perdana Menteri Nawaz Sharif, dihalau dengan semprotan gas air mata.

Menurut laporan Pakistan Observer hari ini, 1 September 2014, polisi menggunakan gas air mata yang sudah kedaluwarsa untuk membubarkan para pendemo yang berasal dari dua partai oposisi, yakni Tehreek-e-Insaf (PTI) dan Pakistan Awami Tehreek (PAT). Tak hanya melukai pendemo, gas air mata ini juga melukai para pekerja media. (Baca: Tuntut PM Mundur, Tiga Demostran Pakistan Tewas)

Gas air mata yang kedaluwarsa, yang setidaknya sudah berumur 7-8 tahun, dianggap lebih berbahaya. Semprotannya akan lebih cepat dan ampuh untuk memukul mundur para pendemo yang menuntut pengunduran diri PM Nawaz dari jabatannya karena dianggap melakukan korupsi dan kecurangan pemilu.

Sementara Nawaz menolak untuk mundur, pemimpin PTI Imran Khan dan pemimpin PAT Tahrir-ul-Qadri berkeras dengan tuntutannya dan tak akan bubar meski polisi dianggap bertindak kasar. Hingga Ahad, 31 Agustus 2014 siang, bentrokan ini sudah menewaskan tiga orang.

ANINGTIAS JATMIKA | PAKISTAN OBSERVER

Berita Lainnya
Dituduh Mata-mata, IS Penggal Kepala Penjara
Nasib Pasukan Asal Fiji di Suriah Belum Diketahui
Korban Ebola di Afrika Barat Mencapai 20 Ribu Jiwa


Berita terkait

Taliban Luncurkan Majalah untuk Rekrut Wanita di Pakistan  

8 Agustus 2017

Taliban Luncurkan Majalah untuk Rekrut Wanita di Pakistan  

Taliban di Pakistan meluncurkan majalah propaganda untuk merekrut wanita bergabung dengannya.

Baca Selengkapnya

Perdana Menteri Pakistan, Nawaz Sharif, Mundur dari Jabatannya

29 Juli 2017

Perdana Menteri Pakistan, Nawaz Sharif, Mundur dari Jabatannya

Perdana Menteri Pakistan, Nawaz Sharif, mengundurkan diri dari jabatannya pada, Sabtu, 29 Juli 2017.

Baca Selengkapnya

Fontgate, Skandal Dokumen Palsu yang Seret Putri PM Pakistan

13 Juli 2017

Fontgate, Skandal Dokumen Palsu yang Seret Putri PM Pakistan

Diduga membuat dokumen palsu untuk menutupi keterlibatan dalam Panama Papers, Maryam Nawaz, putri Perdana Menteri Pakistan dirisak di Twitter

Baca Selengkapnya

Truk Pengangkut BBM Meledak, Korban Tewas Jadi 153 Orang

26 Juni 2017

Truk Pengangkut BBM Meledak, Korban Tewas Jadi 153 Orang

Korban tewas akibat ledakan truk pengangkut BBM di jalan raya Pakistan bertambah menjadi 153 orang, termasuk wanita dan anak-anak.

Baca Selengkapnya

Bom Mirip Mainan Meledak, 6 Anak Pakistan Tewas  

26 Juni 2017

Bom Mirip Mainan Meledak, 6 Anak Pakistan Tewas  

Sebuah bom yang menyerupai mainan meledak di barat laut Pakistan. Akibatnya, enam anak tewas.

Baca Selengkapnya

Truk Pengangkut BBM Meledak, 123 Orang Tewas di Pakistan

25 Juni 2017

Truk Pengangkut BBM Meledak, 123 Orang Tewas di Pakistan

Sekitar 123 orang tewas dalam sebuah ledakan truk pengangkut bahan bakar di jalan raya di Pakistan.

Baca Selengkapnya

Lukai Bocah, Anjing di Pakistan Dihukum Mati  

19 Mei 2017

Lukai Bocah, Anjing di Pakistan Dihukum Mati  

Seekor anjing di Pakistan dihukum mati setelah dinyatakan bersalah menggigit seorang anak.

Baca Selengkapnya

Diketahui Lewat Surat, Putra Osama Bin Laden Siap Pimpin al-Qaeda

13 Mei 2017

Diketahui Lewat Surat, Putra Osama Bin Laden Siap Pimpin al-Qaeda

Ibu Hamza meminta putranya mengikuti jejak ayahnya.

Baca Selengkapnya

India Larang Saluran TV Zakir Naik karena Dianggap Ilegal

8 Mei 2017

India Larang Saluran TV Zakir Naik karena Dianggap Ilegal

Salah satu yang diblokir oleh pemerintah India adalah saluran televisi milik pendakwah Islam kontroversial kelahiran India, Zakir Naik.

Baca Selengkapnya

Pakistan Hukum Gantung Empat Milisi Taliban

3 Mei 2017

Pakistan Hukum Gantung Empat Milisi Taliban

Keempat milisi Taliban diadili di pengadilan militer Pakistan karena terlibat terorisme.

Baca Selengkapnya