Pihak keluarga korban mencari informasi terkait jatuhnya Malaysia Airlines MH17 di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Jumat 18 Juli 2014. TEMPO/Marifka Wahyu Hidayat
TEMPO.CO, Schiphol - Pesawat Malaysia Airlines MH17 yang ditembak jatuh di wilayah konflik sebelah timur Ukraina dituding tidak dalam kondisi pemeliharaan yang baik. Namun tudingan tersebut langsung dibantah oleh pihak maskapai. (Baca: Penumpang MH17 Punya Firasat Bakal Celaka)
"Pesawat memiliki catatan pemeliharaan yang bersih. Semua sistem di pesawat itu berfungsi normal saat hilang kontak," kata Wakil Presiden Malaysia Airlines untuk Eropa, Huib Gorter, seperti dilansir Asiaone, Jumat, 18 Juli 2014. (Baca: MH17 Lewat Dekat Zona Perang Demi Irit BBM?)
Gorter mengatakan, pesawat telah menjalani perawatan satu minggu lalu di pusat fasilitas milik maskapai yang berada di Kuala Lumpur. Jadwal pemeriksaan berikutnya dilakukan September mendatang. (Baca: Tembak Jatuh MH17, Pemberontak Tertawa)
Menurut Gorter, tidak ada informasi yang bisa diberikan terkait keberadaan kotak hitam pesawat, yang membawa data penerbangan untuk membantu penyelidikan. Namun, dia menyatakan saat ini tim teknis sedang dalam perjalanan menuju Kiev. (Baca: Suami Jadi Korban MH17, Istri Selamat dari MH370)
Dia juga meyakinkan jalur penerbangan pesawat berjenis Boeing 777-200 itu berada di wilayah udara di atas Ukraina yang sudah dinyatakan aman oleh regulator penerbangan. "Banyak maskapai penerbangan yang terbang melalui wilayah udara tersebut. Ini adalah peristiwa tragis yang terjadi pada kami," ujarnya.
Rute penerbangan pesawat yang membawa total 295 orang itu, lanjut Gorter, telah dinyatakan aman oleh Organisasi Penerbangan Sipil Internasional.
Pesawat yang lepas landas dari bandara Schiphol, Amsterdam, tersebut ditembak jatuh hingga hancur berkeping-keping di area seluas sekitar 10-15 kilometer persegi di perbatasan Ukraina-Rusia. Seluruh penumpang, 295 orang, termasuk awak pesawat, diperkirakan tewas dalam kecelakaan itu.
Pihak maskapai telah menegaskan bahwa pesawat yang diproduksi pada Juli 1997 itu memiliki catatan yang prima, perawatan bersih serta sistem komunikasi yang berfungsi normal. Saat kejadian pun, pilot pesawat tidak tercatat mengirimkan panggilan darurat.
