Indonesia Ternyata Juara Belanja Isi Dapur

Reporter

Editor

Indah Pratiwi

Selasa, 8 Juli 2014 11:42 WIB

Ilustrasi pasar tradisional. TEMPO/Aditia Noviansyah

TEMPO.CO, Washington - Di luar dugaan siapa saja, warga Amerika Serikat ternyata menghabiskan uang paling sedikit di dunia untuk belanja makanan. Survei Departemen Pertanian AS (USDA) bertajuk "Economic Research Service" yang ditabulasikan oleh lembaga survei Vox menyebutkan rata-rata belanja makanan publik AS hanya 6,6 persen dari anggaran rumah tangga.

AS bahkan menghabiskan lebih sedikit anggaran untuk makanan ketimbang negara-negara dunia pertama lainnya, seperti Inggris, Kanada, dan Jerman, yang semuanya menghabiskan sekitar 9 persen. Bahkan, jika makan di luar dihitung sebagai pengeluaran, warga AS hanya menghabiskan 11 persen dari pengeluaran rumah tangga untuk makanan.

Sebaliknya, warga negara-negara seperti Pakistan, Kamerun, dan Indonesia menunjukkan belanja makanan yang tinggi dalam anggaran rumah tangga mereka. Pakistan bahkan menduduki posisi belanja makanan tertinggi dengan 47,7 persen anggaran belanja keluarga bagi keperluan dapur. Indonesia pada grafik itu berada dalam kelompok warna hijau, yang artinya belanja dapur rata-rata sekitar 35-42 persen dari belanja rumah tangga.

Namun ada faktor budaya yang terlibat. Misalnya, India menghabiskan lebih sedikit uang untuk makanan daripada Rusia, meskipun Rusia memiliki pendapatan rata-rata lebih tinggi. Vox memilah jenis makanan yang dipilih setiap kelompok, jenis subsidi makanan yang ditawarkan, dan berapa banyak orang pergi keluar untuk makan.

Dari data Vox, ada beberapa hal yang bisa dicermati. Umumnya, negara-negara kaya menghabiskan sedikit penghasilan mereka untuk pangan. Namun mereka menghabiskan lebih banyak uang pada segmen lain, seperti perawatan kesehatan atau hiburan dan alkohol. Korea Selatan yang menghabiskan sepertiga dari anggaran mereka untuk makanan pada tahun 1975, hari itu turun menjadi hanya 12 persen.

Hal lain, AS menghabiskan lebih sedikit dari Eropa untuk makanan. USDA mencatat warga AS rata-rata menghabiskan US$ 2.273 per tahun untuk makanan yang dikonsumsi di rumah. Sedangkan warga Jerman rata-rata menghabiskan US$ 2.481 per tahun; Prancis menghabiskan US$ 3.037 per tahun; dan Norwegia menghabiskan US$ 4.485 per tahun untuk makanan.

Yang ironis, di negara-negara miskin yang harus menghabiskan porsi jauh lebih besar dari anggaran mereka untuk makanan juga mengalami angka gizi buruk jauh lebih tinggi.

WASHINGTON POST | VOX | INDAH P






Berita lainnya:
Legenda Real Madrid, Di Stefano Meninggal Dunia
Vila di Bali Bisa Jual Listrik ke PLN
Kasus Hong Kong, Politikus PDIP Minta Diulang







Advertising
Advertising





Berita terkait

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

7 Februari 2021

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.

Baca Selengkapnya

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

6 Februari 2021

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020

Baca Selengkapnya

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

4 Februari 2021

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.

Baca Selengkapnya

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

3 Februari 2021

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.

Baca Selengkapnya

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

3 Februari 2021

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

30 Januari 2021

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.

Baca Selengkapnya

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

30 Januari 2021

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

29 Januari 2021

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

29 Januari 2021

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19

Baca Selengkapnya

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

27 Januari 2021

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran

Baca Selengkapnya