TEMPO.CO, Kairo - Jaksa Agung Mesir memerintahkan pembebasan jurnalis Al-Jazeera, Abdullah Elshamy, dengan alasan kesehatan. Pembebasan ini mengakhiri drama penahahan yang berlangsung hampir setahun tanpa proses peradilan.
Dalam sebuah pernyataan yang disampaikan kantor Kejaksaan Agung, Senin, 16 Juni 2014, Elshamy, yang telah melakukan mogok makan sejak Januari 2014, akan dibebaskan karena kondisi kesehatan. Butir pernyataan itu menyebutkan bersama dia, akan dibebaskan pula 13 tahanan lain.
Elshamy mogok makan selama 147 hari untuk memprotes penahanannya lantaran tanpa disertai tuduhan yang jelas. Dia ditahan pihak bewajib pada 14 Agustus 2013 saat meliput kekerasan terhadap kelompok Islam pendukung Presiden Muhamad Mursi yang digulingkan militer pada 3 Juli 2013.
Menurut keluarga Elshamy saat mengunjunginya di sebuah tahanan dengan penjagaan maksimum pada 4 Juni 2014, kondisi kesehatan Elshamy sangat buruk. "Pemerintah telah berbohong saat menyebutkan Elshamy telah dirawat di rumah sakit. Sepertinya pembebasan tersebut berdasarkan masukan petugas medis ke Kejaksaan."
Pengacara Elshamy, Shaanan Saaed, mengatakan dia berharap Elshamy dibebaskan pada Selasa, 17 Juni 2014. "Menurut Al-Jazeera Media Network, Elshamy ditahan saat melakukan tugas jurnalistik," kata Saaed.
Mengomentari pernyataan kantor Kejaksaan Agung, juru bicara Al-Jazeera mengatakan, "Ini adalah sesuatu yang melegakan, bukan untuk dirayakan. Abdullah telah melalui cobaan yang mengerikan selama lebih dari 10 bulan," katanya.
"Dia ingin menghabiskan waktu dengan keluarga dan memulihkan dirinya. Ketika dia sudah siap, kami berharap melihat dia kembali beraksi, melakukan pekerjaan penting jurnalisme yang dicintai," katanya.
Namun jurnalis Al-Jazeera berbahasa Inggris, Peter Greste, Baher Mohamed, dan Mohamed Fahmy masih berada di balik terali besi. Al-Jazeera terus menuntut pembebasan mereka.
AL-JAZEERA | CHOIRUL