Asap hitam mengepul setelah terjadi ledakan bom di sebuah terminal bus di Jos, Nigeria (20/5). Dua ledakan menguncang terminal dan pasar yang dipadati ribuan orang pada selasa siang, diperkirakan 118 orang tewas. (AP Photo/Stefanos Foundation)
TEMPO.CO, Jos – Nigeria tak habis-habisnya dirundung duka. Negara ini kembali harus kehilangan ratusan warganya akibat ledakan bom. Pada Selasa malam, 20 Mei 2014, ledakan kembar menghantam Pasar Terminus di Kota Jos.
Menurut laporan CNN hari ini, dua ledakan yang hanya berselang 20-30 menit ini menewaskan setidaknya 118 orang dan puluhan lainnya mengalami luka-luka. Namun angka ini belum bisa dipastikan, sebab tim penyelamat masih menyisir puing-puing ledakan.
“Kami masih mencari korban yang mungkin masih tertimbun puing,” kata Mohammed Abdulsalam, Koordinator Badan Manajemen Darurat Nasional Kota Joss. “Angka tersebut masih bisa bertambah,” ungkapnya.
Menurut Komisaris Polisi Chris Olakpe, ledakan ini kemungkinan dilakukan oleh teroris. Namun ia menolak berspekulasi tentang siapa yang mungkin bertanggung jawab. Olakpe menuturkan ledakan pertama berasal dari bom mobil bunuh diri, sedangkan ledakan kedua disebabkan oleh improvisasi alat peledak di dalam mobil terpisah.
Dalam sebuah pernyataan, Presiden Goodluck Jonathan mengutuk pemboman sebagai "serangan tragis pada kebebasan manusia" dan menggambarkan mereka yang berada di balik serangan ini sebagai "kelompok kejam dan jahat". (Baca: Bom Mobil Ledakkan Kawasan Bar Nigeria)
Terorisme di Nigeria telah menjadi sorotan baru-baru ini sejak lebih dari 200 anak sekolah diculik oleh kelompok militan Boko Haram. Kelompok teror menculik 276 anak perempuan pada 14 April lalu dari sebuah pesantren di Chibok, sebelah timur laut Nigeria. Puluhan siswa berhasil melarikan diri, tetapi lebih dari 200 anak perempuan masih hilang.
Istri seorang pendeta di Nigeria menjadi pemenang dalam kontes ratu kecantikan negara itu. Selain parasnya menawan, kemampuan intelektualitasnya juga dikagumi.
Perkawinan mubalig Nigeria dengan lebih dari seratus perempuan menghasilkan 203 anak. Mubalig ini dikabarkan meninggal akhir pekan lalu pada usia 93 tahun.