Penyelam mencari korban yang diyakini terperangkap dalam kapal feri Sewol di lepas pantai selatan dekat Jindo, Korea Selatan (23/4). Korban tewas resmi dinyatakan mencapai lebih dari 140, meskipun penyelam akan merobek dinding kabin untuk mengambil korban yang masih terperangkap. AP/Yonhap
TEMPO.CO, Seoul - Perdana Menteri Korea Selatan Chung Hong-won mengundurkan diri dari jabatannya sebagai bentuk tanggung jawab atas keteledoran aparatnya mengatasi feri Sewol yang tenggelam. Dari 476 penumpangnya, 183 orang dinyatakan tewas dan lebih dari 100 orang lainnya belum ditemukan.
"Mengundurkan diri adalah hal benar yang harus saya lakukan sebagai bentuk tanggung jawab," kata Chung kepada wartawan, seperti dilansir Yonhap, Minggu, 27 April 2014. (Baca: Tim Penyelam Kelelahan Cari Korban Feri Sewol)
Pengunduran diri Chung bertepatan dengan sebelas hari tenggelamnya feri yang membawa sebagian besar pelajar sekolah yang akan berlibur ke Puau Jeju. Tenggelamnya feri berbobot 6.825 ton itu merupakan kecelakaan terburuk dalam dunia transportasi publik di Korea Selatan. (Baca: Jasad Bocah Pemanggil Bantuan Feri Sewol Ditemukan )
Sehari setelah Sewol tenggelam, Chung menemui orang tua para korban. Emosi orang tua korban atas lambannya proses penyelamatan korban diarahkan kepada Chung. Seorang anggota keluarga korban kemudian melemparkan botol minuman ke arahnya.
Sampai hari ini, pencarian masih berlangsung. Sebanyak 93 penyelam dikerahkan untuk mencari korban di tengah cuaca yang kurang baik hari ini. Mereka berusaha menyelamatkan jasad yang terjebak di dalam feri yang tenggelam. (Baca: Feri Sewol Tenggelam Diduga karena Listrik Padam)
"Situasinya sangat sulit bagi kami karena cuacanya. Namun kami terus berusaha mencarinya," kata juru bicara tim penyelam.