Keluarga penumpang pesawat Malaysia Airlines MH370 yang baru datang dari Cina membentangkan spanduk saat berbicara dengan reporter di hotel di Subang Jaya, Malaysia (30/3). Mereka bermaksud meminta jawaban dari pemerintah Malaysia. (AP Photo/Aaron Favila)
TEMPO.CO, Canberra – Sebuah kesepakatan baru diajukan pemerintah Malaysia terhadap Australia mengenai pencarian Malaysia Airlines dengan nomor penerbangan MH370 yang hilang sejak 8 Maret 2014. Kepala Biro Keselamatan Transportasi Australia Martin Dolan menyatakan kesepakatan tersebut mencakup tiga hal.
Berikut ini tiga hal utama yang tertuang dalam kesepakatan tersebut, seperti dikutip CNN, Rabu, 23 April 2014.
1. Penanganan puing Kesepakatan ini menjabarkan prosedur pelacakan, pencarian, dan penemuan reruntuhan apa pun, termasuk lokasi tertentu tempat puing kemungkinan berada. Dijelaskan pula protokol penanganan dan pemeriksaannya.
2. Perawatan korban Meski sudah 46 hari hilang, Malaysia tetap optimistis bisa menemukan penumpang pesawat dengan keadaan selamat. Karena itu, protokol mengenai penanganan korban juga dijabarkan dalam kesepakatan ini.
3. Perluasan wilayah pencarian Dokumen ini membahas cara terbaik untuk mengerahkan seluruh sumber daya dalam pencarian MH370, termasuk penggunaan robot kapal selam tanpa awak, Bluefin. Tak hanya itu, dirinci pula cara prosedur perluasan pencarian di wilayah. (Baca: Malaysia: Pencarian MH370 Tak Akan Berhenti)
Menanggapi pengajuan kesepakatan baru ini, Dolan menyatakan, “Pemerintah Australa saat ini sedang mempertimbangkan untuk merespons protokol yang diajukan Malaysia secepat mungkin.” Ia berharap hal ini bisa diselesaikan minggu depan sambil menolak memberikan rincian spesifik mengenai perjanjian ini.
Hingga hari ini, tim pencari yang tergabung dalam Badan Koordinasi Pusat Bersama belum juga menemukan titik terang kebaradaan MH370 di perairan Lautan Hindia. Hari ini Bluefin akan melakukan pindai bawah laut sebagai misi kesepuluhnya setelah sebelumnya sempat tertunda lantaran cuaca buruk akibat siklon topan Jack.