TEMPO.CO, Abuja - Bom berkekuatan tinggi meledak di stasiun bus ibu kota Nigeria, Abuja, pada pukul 06.30, Senin, 14 April 2014. Terminal bus Abuja merupakan stasiun utama di Nigeria. Setiap harinya, ribuan pekerja dari daerah pinggiran kota hilir-mudik melalui stasiun itu.
Penyidik Kepolisian Nigeria menduga ledakan berasal dari bom yang ditanam pada mobil Volkswagen putih, yang dikemudikan ke arah terminal. Ketika sebuah bus telah disesaki penumpang, tiba-tiba terdengar bom berdentum keras.
"Bom pada tempat beraktivitas tinggi itu telah menewaskan 71 orang," tulis New York Times. "Puluhan mayat itu dalam kondisi hangus dan banyak bagian tubuh yang berserakan. Akibatnya, banyak yang sulit diidentifikasi." (Terminal Bus Nigeria Meledak, Sedikitnya 20 Tewas).
Seorang sopir bus yang juga saksi mata, Dalhatu Garba, mengatakan ledakan bom terjadi begitu cepat. Mendadak terdengar ledakan keras dan puluhan orang tewas seketika. "Potongan tubuh bertebaran," ujar Garba.
Satu kondektur bus, Thomas, menyatakan bila sejumlah orang sempat terlempar karena ledakan bom. Pekerja Palang Merah, Nwapa O. Nwapa, mengatakan jika sejumlah korban tewas terbakar. "Beberapa terluka sangat parah hingga tidak bisa berteriak meminta tolong," ujar Nwapa.
Hingga kini belum ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas peledakan itu. Namun, pemerintah Nigeria menduga biang keladi pemboman adalah Boko Haram, yang selama dua tahun terakhir kerap melakukan teror. (Boko Haram Tewaskan 60 Jiwa).
Istri seorang pendeta di Nigeria menjadi pemenang dalam kontes ratu kecantikan negara itu. Selain parasnya menawan, kemampuan intelektualitasnya juga dikagumi.
Perkawinan mubalig Nigeria dengan lebih dari seratus perempuan menghasilkan 203 anak. Mubalig ini dikabarkan meninggal akhir pekan lalu pada usia 93 tahun.