Presiden Amerika Serikat Barack Obama bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di Enniskillen, Irlandia Utara, Senin (17/6). AP/Evan Vucci
TEMPO.CO, Washington - Presiden Amerika Serikat Barack Obama mengatakan kepada Kanselir Jerman Angela Markel bahwa Amerika Serikat dan sekutunya harus mempersiapkan sanksi baru terhadap Rusia. Hal ini dilakukan menyusul meningkatnya situasi krisis di Ukraina.
"Presiden menekankan perlunya bagi Amerika Serikat, Uni Eropa, dan mitra dunia lainnya untuk siap melanjutkan eskalasi Rusia dengan sanksi tambahan," kata Gedung Putih dalam sebuah pernyataannya lewat panggilan telepon seperti dilansir Channel News Asia, Jumat, 11 April 2014.
Para aktivis pro-Rusia di wilayah timur Ukraina disebut Gedung Putih, "Mendapat dukungan dari Moskow untuk melanjutkan sebuah kampanye menghasut dan melakukan sabotase dengan tujuan menggoyahkan Ukraina."
Amerika Serikat juga mengatakan bahwa para pemimpin negara kembali menyerukan kepada Rusia untuk menarik mundur pasukannya dari wilayah perbatasan Ukraina.
Sebelumnya, pada hari pertemuan Bank Dunia di Washington, Menteri Keuangan Amerika Serikat Jacob Lew menyampaikan peringatan yang sama kepada Menteri Keuangan Rusia Anton Siluanov, mengenai tekanan yang mungkin semakin meningkat terhadap Moskow.
Ukraina menghadapi krisis baru setelah menganeksasi Crimea ke wilayah Rusia. Sejak itu, hubungan antara Moskow dan Barat mencapai titik terendah pasca-Perang Dingin.
Presiden Rusia Vladimir Putin sempat mengirimkan surat yang ditujukan kepada 18 pemimpin Eropa yang isinya mengancam akan menghentikan pasokan gas kepada Ukraina.
Menanggapi itu, Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat langsung bereaksi keras. "Rusia berusaha menggunakan energi untuk tekanan politik." Amerika Serikat juga berjanji akan membantu Ukraina secara finansial.