Pesawat tempur F-16 mendarat di pangkalan militer Amerika di Osan, Korea Selatan, (2/4). Amerika Serikat menempatkan kapal perangnya yang dilengkapi rudal balistik di pantai Korea Selatan untuk menghadapi serangan Korea Utara. REUTERS/Bae Jong-hyon/Yonhap
Menurut laporan USA Today, serangan itu merupakan respons dari pelatihan militer gabungan antara Korea Selatan dan Amerika Serikat yang rutin digelar. Korea Utara menganggap pelatihan militer tersebut dilakukan untuk mengintimidasi mereka. Aksi ini selalu berujung pada unjuk kekuatan.
“Ini selalu menjadi waktu yang paling berbahaya di kawasan ini,” tutur Joel Wit, senior dari U.S. Korea Institute di Johns Hopkins School of Advanced International Studies.
Merasa terintimidasi, Korea Utara pun menembakkan sejumlah artileri ke wilayah perairan Laut Kuning dekat kedua pulau tersebut. Dengan alasan pelatihan tempur, Korea Utara menembakkan sekitar 500 artileri selama tiga jam pada Senin kemarin. Tak ayal, Korea Selatan pun membalasnya dengan menembakkan 300 peluru.