Guna merayakan pembebasan tersebut, sejumlah pihak menggelar acara penyambutan para biarawati itu pada Senin, 10 Maret 2014, di Gereja Cross di sebuah kawasan yang dihuni oleh mayoritas umat Kristen.
Pembebasan biarawati dari Gereja Ortodoks Yunani itu berlangsung setelah terjadi kesepatan yang dimediasi oleh Lebanon dan Yordania untuk ditukar dengan 153 tahanan perempuan yang ditahan pemerintah.
Namun demikian, Kepala Keamanan Keamanan Umum Lebanon Abbas Ibrahim mengatakan pada Senin pagi, 10 Maret 2014, waktu setempat, pemerintah Suriah tetap selektif terhadap setiap tahanan yang dibebaskan dari penjara.
"Ada beberapa tahanan yang masih mendekam dalam kerangkeng besi Suriah lantaran melakukan kejahatan besar," ucap Ibrahim.
Duta Besar Qatar untuk Lebanon Ali al-Maliki mengatakan kepada Al Jazeera, laporan sejumlah media mengenai keterlambatan pembebasan biarawati lantaran pemberontak minta uang tebusan adalah berita bohong.
Para biarawati dilaporkan hilang pada Desember 2013 setelah pemberontak menguasai sebagian kota tua di Maaloula, sebelah utara Damaskus. Kota ini dihuni oleh mayoritas warga Kristen. Selanjutnya, mereka dipindahkan dari Biara Mar Thecla di Maaloula ke kota yang menjadi benteng pertahanan pemberontak di Tabroud.