Curhat Usman-Harun Menteri Singapura Riuh Direspon

Reporter

Selasa, 11 Februari 2014 12:15 WIB

Perdana Menteri Singapura, Lee Kuan Yew, ziarah ke Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta, 1973. Pada kunjungan tersebut, Lee Kuan Yew menaburkan bunga ke makam Usman dan Harun. Dok. TEMPO/Syahrir Wahab

TEMPO.CO, Jakarta - Curhatan pejabat Menteri Tenaga Kerja Singapura Tan Chuan-Jin menuai ramai respon dari pembacanya. Tulisan bertajuk “Supaya Jangan Lupa” yang diunggah ke laman Facebook pribadinya itu mendapat 672 jempol “likes”, 200 lebih komentar dan diteruskan oleh 440 akun pembacanya.(Baca:Soal Usman-Harun, Menteri Singapura Menolak Lupa)

Pro dan kontra mengemuka di boks komentar posting-an Tan. Meski curhatan itu diunggah sekitar empat hari lalu, respon masih berdatangan hingga dua jam lalu.

Polemik soal Usman-Harun mencuat saat Angkatan Laut Indonesia menamai salah satu kapal perangnya dengan nama dua marinir yang pernah melakukan operasi di Singapura kala konfrontasi Indonesia-Malaysia berlangsung. Menteri Luar Negeri Singapura sontak protes atas penamaan itu. Menurut Singapura, penamaan itu akan mengorek kembali luka lama yang dialami rakyatnya atas insiden pemboman yang diduga dilakukan dua serdadu marinir, Usman Haji Mohamed Ali dan Harun Said.

Kebanyakan komentar dari warga Singapura mempermasalahkan penamaan kapal perang Indonesia dengan nama Usman-Harun itu sebagai hal yang tak sensitif terhadap kepedihan rakyat Singapura. Di lain pihak, pengguna Facebook asal Indonesia berkukuh membela aksi penamaan itu, sebagai hak dari pemerintah Indonesia.(baca:Singapura: Indonesia Jangan Korbankan Bilateral)

Yang menarik adalah adanya anggapan kalau polemik ini merupakan permainan dari para politikus. Apalagi Indonesia sebentar lagi akan menyambut even politik terbesarnya, yakni pemilu dan pemilihan presiden 2014.

Sebelumnya, pejabat Menteri Tenaga Kerja Singapura, Tan Chuan-Jin, curhat di laman pribadi Facebooknya. “Supaya Jangan Lupa” adalah tajuk yang ia pilih untuk mewakili pikiran dan perasaannya yang ia unggah pada 7 Februari 2014 lalu. (Baca: Keluarga Setuju Usman Janatin Jadi Nama Kapal)

Dalam tulisannya Tan mencoba merekonstruksi kejadian pahit bagi rakyat Singapura, 48 tahun lalu itu. Ia masih ingat saat itu Tan masih sangat belia. Ayah Tan bekerja di sebuah perusahaan yang berlokasi di MacDonald House. Namun, ia beruntung karena hari saat bom meledakan gedung itu, sang ayah sedang cuti sakit sehingga tak masuk kerja.

Tan juga masih ingat soal penderitaan korban-korban dari ledakan bom di MacDonald House. Satu nama yang ia ingat, yakni seorang ibu bernama Elizabeth Suzie Choo, 36 tahun. Akibat dari bom yang meledak di MacDonald House, enam anaknya harus rela ditinggal ibunya. “Banyak lagi kepedihan yang harus ditanggung rakyat Singapura atas kejadian itu,” tulis Tan.

Dalam tulisannya, Tan mengherankan sikap Indonesia yang menganggap para bomber MacDonald sebagai pahlawan. Terlebih kedua nama tersangka mau diabadikan pada sebuah kapal perang. “Pesannya jelas, untuk itu kita tak boleh lupa,” kata Tan, menutup tulisannya. (Baca:Soal Usman-Harun, Menteri Singapura Menolak Lupa)






SANDY INDRA PRATAMA

Berita Terpopuler
Bagaimana Upaya Terakhir RI Bebaskan Usman-Harun?
Suami Dikelilingi Aktris, Airin Cuma Senyum
Angel Lelga Ogah Dites Baca Quran
Dana Haji Diduga Dipakai Beli Mobil Pejabat

Berita terkait

Pertemuan Indonesia-Singapura, Menko Airlangga Bahas Progres Kerja Sama

18 Agustus 2023

Pertemuan Indonesia-Singapura, Menko Airlangga Bahas Progres Kerja Sama

Menko Airlangga menyambut baik implementasi Program Tech:X, yang dilakukan secara bertahap

Baca Selengkapnya

Sandiaga Tanggapi Masalah UAS: Dia Sering Bantu Promosi Wisata Religi

18 Mei 2022

Sandiaga Tanggapi Masalah UAS: Dia Sering Bantu Promosi Wisata Religi

Sandiaga mengaku ikut mengumpulkan beberapa informasi setelah muncul kabar bahwa UAS ditolak masuk ke Singapura melalui Batam.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Diingatkan agar Perjanjian Ekstradisi Tak Hanya Untungkan Singapura

26 Januari 2022

Pemerintah Diingatkan agar Perjanjian Ekstradisi Tak Hanya Untungkan Singapura

Pada perjanjian yang lama, Arsul mengatakan perjanjian ekstradisi juga terkait dengan perjanjian pertahanan.

Baca Selengkapnya

Perjanjian FIR Indonesia dengan Singapura Dianggap Punya 3 Substansi Penting

26 Januari 2022

Perjanjian FIR Indonesia dengan Singapura Dianggap Punya 3 Substansi Penting

Kesepakatan FIR dengan Singapura ini juga menunjukkan komitmen Presiden Joko Widodo dalam memperkuat kehadiran negara.

Baca Selengkapnya

KPK Siap Manfaatkan Perjanjian Ekstradisi Indonesia - Singapura

26 Januari 2022

KPK Siap Manfaatkan Perjanjian Ekstradisi Indonesia - Singapura

Perjanjian ekstradisi disebut-sebut bisa mempermudah upaya pemulangan buronan yang berada di Singapura, termasuk koruptor.

Baca Selengkapnya

Singapura dan Indonesia Perbarui Perjanjian Investasi Bilateral

9 Maret 2021

Singapura dan Indonesia Perbarui Perjanjian Investasi Bilateral

Singapura merupakan negara yang paling banyak berinvestasi di Indonesia dengan nilai US$ 43,2 miliar (Rp 621,9 triliun) dari 2016 sampai 2020.

Baca Selengkapnya

Gempa Palu Donggala, Ini Rincian Bantuan Kemanusiaan Singapura

3 Oktober 2018

Gempa Palu Donggala, Ini Rincian Bantuan Kemanusiaan Singapura

Singapura dikonfirmasi negara yang akan mengirimkan bantuan untuk membantu korban bencana gempa Donggala dan tsunami di Palu atau gempa Palu Donggala.

Baca Selengkapnya

Jokowi Bertemu Deputi, Bahas Pertemuan dengan PM Singapura

19 Juli 2018

Jokowi Bertemu Deputi, Bahas Pertemuan dengan PM Singapura

Perdana Menteri Singapura akan bertemu Jokowi.

Baca Selengkapnya

JK dan Deputi PM Singapura Bahas Peningkatan Kerja Sama Keamanan

18 Juli 2018

JK dan Deputi PM Singapura Bahas Peningkatan Kerja Sama Keamanan

Selama ini, Wapres JK menyebut kerja sama Indonesia dan Singapura telah berjalan baik.

Baca Selengkapnya

Tandai 50 Tahun Hubungan, Indonesia-Singapura Terbitkan Prangko

8 September 2017

Tandai 50 Tahun Hubungan, Indonesia-Singapura Terbitkan Prangko

Prangko yang dicetak Perusahaan Umum Percetakan Uang RI atau Perum Peruri itu diterbitkan dalam dua desain.

Baca Selengkapnya