Ribuan Warga Turki Protes UU Pembatasan Internet

Reporter

Editor

Natalia Santi

Minggu, 9 Februari 2014 15:06 WIB

Sebuah topeng dan kacamata renang simbol perlawanan dipasang di atas tiang di Taksim square, Istanbul, Turki(5/6). Topeng semacam ini juga dipakai beberapa warga untuk melindungi dari gas air mata yang disemprotkan oleh aparat. REUTERS/Murad Sezer

TEMPO.CO, Ankara – Ribuan warga Turki menggelar aksi unjuk rasa di Alun-alun Taksim, Istanbul memprotes undang-undang baru yang membatasi penggunaan Internet, Sabtu.


Para pengunjuk rasa melempari polisi yang mengepung alun-alun dengan batu dan kembang api. Mereka juga mencorat-coret bangunan serta memecahkan kaca-kaca jendela. Banyak di antaranya yang menyerukan skandal korupsi yang melibatkan sejumlah menteri kabinet serta menyerukan agar pemerintah mundur.


Polisi anti-huru hara berusaha membubarkan para demonstran dengan granat gas air mata dan meriam air.


Presiden Turki, Abdullah Gul, ditekan banyak kalangan untuk tidak meratifikasi undang-undang yang disahkan Parlemen, Rabu lalu. Undang-undang itu mengizinkan aparat untuk memblokir situs yang dituduh melanggar privasi tanpa perlu keputusan pengadilan.


Penyedia layanan Internet juga dipaksa untuk menyimpan data-data pengguna dan siap memberikannya kepada aparat jika diperlukan.


Advertising
Advertising

Recep Tayyip Erdogan, Perdana Menteri Turki sejak 2008, menolak tuduhan sensor, dan menegaskan undang-undang itu hanya untuk memastikan Internet lebih aman dan bebas.


“Aturan-aturan ini tidak menerapkan sensor apapun di Internet, sebaliknya malah membuatnya lebih aman dan bebas,” kata Erdogan kepada ribuan pendukungnya di Istanbul, Sabtu lalu.


Dia juga membantah otoritas kini dapat mengakses data pribadi pengguna Internet.


“Tidak pernah. Data pribadi orang tidak akan pernah terekam, itu tidak perlu dipertanyakan lagi,” kata Erdogan.


Beberapa kalangan mengkritik UU itu hanyalah upaya Erdogan, 59 tahun, untuk mengendalikan perbedaan pendapat dan menghentikan bukti-bukti korupsi tingkat tinggi diungkapkan lewat dunia maya. Pengesahan itu menimbulkan tanda tanya khususnya lantaran dilaukan di saat Erdogan berurusan dengan skandal korupsi yang melibatkan orang-orang dekat di lingkarannya.


Aktivis HAM Human Rights Watch mengatakan pembatasan itu menimbulkan kekhawatiran “pemerintah berusaha menggunakan kekuasaannya untuk meredam kritik.”


AL JAZEERA | NATALIA SANTI


Berita Terpopuler
Tak Ada Mobil Presiden, Angkot Pun Jadi
Eks Dubes Kaget Singapura Protes KRI Usman Harun
Di Balik Ziarah PM Singapura ke Makam Usman-Harun
Tempo Borong Tujuh Penghargaan Dalam 5th IPMA

Berita terkait

Eks Menteri Turki Dirikan Partai untuk Hadang Erdogan

26 Oktober 2017

Eks Menteri Turki Dirikan Partai untuk Hadang Erdogan

Eks Menteri Dalam Negeri Turki, Meral Aksener dirikan partai baru untuk geser Erdogan dari kursi kepresidenan dalam pemilihan presiden mendatang.

Baca Selengkapnya

Erdogan Ganti Komandan Militer Darat, Udara dan Laut Turki

4 Agustus 2017

Erdogan Ganti Komandan Militer Darat, Udara dan Laut Turki

Perubahan besar di tubuh militer Turki ini dilakukan setelah percobaan kudeta yang gagal lebih dari setahun lalu.

Baca Selengkapnya

Lagi, Turki Perpanjang Masa Darurat untuk Tiga Bulan

18 Juli 2017

Lagi, Turki Perpanjang Masa Darurat untuk Tiga Bulan

Turki memperpanjang masa darurat untuk keempat kalinya

Baca Selengkapnya

Pemerintah Erdogan Tangkap Direktur Amnesty International Turki

7 Juli 2017

Pemerintah Erdogan Tangkap Direktur Amnesty International Turki

Aparat Turki menangkap Direktur Amnesty International Turki, Idil Eser, atas dugaan memiliki hubungan dengan jaringan Fethullah Gulen

Baca Selengkapnya

Jokowi dan Erdogan Sepakati Kerja Sama Antiteror dan Persenjataan

7 Juli 2017

Jokowi dan Erdogan Sepakati Kerja Sama Antiteror dan Persenjataan

Presiden Erdogan menyambut baik pernyataan Jokowi dan menekankan pentingnya pencegahan limpahan teroris ISIS ke negara lain.

Baca Selengkapnya

Terkait Kudeta Gagal, Turki Adili Jurnalis Kenamaan

19 Juni 2017

Terkait Kudeta Gagal, Turki Adili Jurnalis Kenamaan

Turki mengadili 17 orang yang sebagain besar merupakan jurnalis kenamaan karena dituding terlibat dalam kudeta gagal pada Juli 2016.

Baca Selengkapnya

Paspamres Terancam Ditangkap, Erdogan Kecam Amerika Serikat  

16 Juni 2017

Paspamres Terancam Ditangkap, Erdogan Kecam Amerika Serikat  

Erdogan memprotes Amerika Serikat yang dilaporkan mengeluarkan surat penangkapan terhadap Pasmpamres pelaku pemukulan.

Baca Selengkapnya

Gebuki Demonstran di AS, Paspampres Erdogan Terancam Ditangkap

16 Juni 2017

Gebuki Demonstran di AS, Paspampres Erdogan Terancam Ditangkap

AS mengelurkan surat penangkapan terhadap 12 paspampres Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan karena memukuli demonstran di Washington

Baca Selengkapnya

Terkait Gulen, Penasehat Perdana Menteri Turki Ditahan

3 Juni 2017

Terkait Gulen, Penasehat Perdana Menteri Turki Ditahan

Diduga memiliki hubungan dengan ulama Fethullah Gulen yang didakwa berada di balik kudeta Juli 2016.

Baca Selengkapnya

Setelah Topan Yolanda, Turki Bangun Masjid di Filipina

2 Juni 2017

Setelah Topan Yolanda, Turki Bangun Masjid di Filipina

TDV menghabiskan dana sekitar Rp 13 miliar, termasuk untuk pembangunan masjid di tiga kawasan di Kota Ormoc.

Baca Selengkapnya