TEMPO.CO, Bangkok - Pemimpin gerakan protes anti-pemerintah Suthep Thaugsuban, Selasa, 21 Januari 2014 malam, mencemooh penetapan dekrit darurat di Bangkok dan provinsi sekitarnya. Dia mengatakan, pendukungnya tidak takut dan memastikan bahwa demonstrasi akan terus berlanjut.
"Apakah ada sesuatu yang darurat di negara ini?" katanya di depan massa pendukungnya di sebuah panggung di Pathumwan, Bangkok, Selasa malam. "Kami telah melakukan protes selama tiga bulan. Mengapa mengumumkan keadaan darurat sekarang? "
Pernyataan Shutep ini menanggapi pengumuman yang disampaikan oleh Wakil Menteri Dalam Negeri Thailand, Selasa, 21 Januari 2014, yang menyatakan pemerintah Thailand telah memberlakukan keadaan darurat selama 60 hari di Bangkok dan provinsi sekitarnya. Status darurat mulai berlaku hari ini, Rabu, 22 Januari 2014.
Shutep, pemimpin Komite Reformasi Rakyat Demokratis, berjanji untuk menentang semua perintah yang dikeluarkan berdasarkan status darurat tersebut. "Kami akan menentang mereka semua," katanya. "Kami akan menggunakan pengeras suara, bahkan jika mereka melarang kami menggunakannya. Kami akan melakukan segala sesuatu yang mereka larang."
Usaha-usaha sebelumnya oleh pemerintah untuk memberlakukan dekrit darurat diblokir oleh militer. Keputusan penetapan status darurat pada hari Selasa itu dilakukan menyusul gelombang serangan kekerasan terhadap para demonstran di tengah upaya mereka melakukan Bangkok Shutdwon yang kini memasuki minggu kedua.
Shutep dan pendukungnya terus menggelar demonstrasi untuk memaksa Perdana Menteri caretaker Yingluck Shinawatra turun. Mereka menolak pemilihan umum 2 Februari 2014 sebagai solusi krisis politik di Thailand dan meminta adanya reformasi secara menyeluruh sebelum pemilihan umum dilaksanakan.
Partai oposisi utama Thailand, Demokrat, memboikot pemilihan umum tersebut. Shutep adalah mantan politikus Demokrat dan mantan wakil perdana menteri pemerintahan periode sebelum Yingluck.
BANGKOK POST | ABDUL MANAN
Berita terkait
Lupakan Kekalahan dari Thailand, Timnas Indonesia Bidik Filipina
18 November 2018
Timnas Indonesia sekarang fokus pada pertandingan terakhir Piala AFF 2018 melawan Filipina di Jakarta pada 25 November mendatang.
Baca Selengkapnya110 Ribu Orang Hadiri Kremasi Raja Thailand, Bhumibol Hari Ini
26 Oktober 2017
Sekitar 110 ribu orang diizinkan memasuki area dekat jenazah Raja Thailand, Bhumibol Adulyadej yang akan dikremasi hari ini.
Baca SelengkapnyaThaksin Tweet 'Tirani' Montesquieu Kritik Junta Militer Thailand
30 Agustus 2017
Thaksin Shinawatra, eks Perdana Menteri Thailand meng-tweet ucapan Montesquieu tentang tirani untuk mengkritik junta militer.
Baca SelengkapnyaYingluck Lari ke Dubai Bergabung dengan Thaksin, Abangnya
27 Agustus 2017
Yingluck Shinawatra, eks Perdana Menteri Thailand, terbang ke Singapura lalu ke Dubai, negara tempat Thaksin, abangnya tinggal sebagai eksil.
Baca SelengkapnyaHebat, Nenek 91 Tahun Raih Gelar Sarjana di Thailand
11 Agustus 2017
Kimlan Jinakul, nenek asal Thailand meraih gelar sarjana ekologi dari Universitas Terbuka Sukhothai Thammathirat
Baca SelengkapnyaUU Baru Disahkan, Raja Thailand Kuasai Warisan Rp 399,2 Triliun
20 Juli 2017
Raja Thailand kini menguasai penuh warisan kerajaan itu, menyusul pemerintah mengesahkan sebuah undang-undang baru.
Baca SelengkapnyaHina Kerajaan Thailand di Facebook, Pria Ini Dipenjara 35 Tahun
11 Juni 2017
Wichai, 34 tahun, asal Thailand, harus menjalani hukuman 35 tahun karena unggahannya di Facebook dianggap menghina keluarga Kerajaan Thailand.
Baca SelengkapnyaKarena Video Tato Vajilalongkorn, Thailand Ancam Adili Facebook
16 Mei 2017
Pemerintah Kerajaan Thailand mengancam akan mengadili Facebook jika tidak menghapus video yang menampilkan tubuh bertato Raja Maha Vajiralongkorn
Baca SelengkapnyaFB Blokir Video Raja Thailand, Vajiralongkorn Seliweran, Bertato
11 Mei 2017
FB memblokir video yang menunjukkan Raja Thailand, Vajiralongkorn, berseliweran di pusat belanjadengan mengenakan kaus dan tubuh bertato.
Baca SelengkapnyaAnggap Dirinya Kebal, Dukun Ini Tewas Saat Atraksi
28 April 2017
Seorang dukun di wilayah Chieng Mai, Thailand, tewas setelah ia sengaja menikam jantungnya sendiri karena menganggap dirinya kebal.
Baca Selengkapnya