Krisis Thailand Berkepanjangan Mengancam Investasi

Reporter

Editor

Abdul Manan

Senin, 20 Januari 2014 11:27 WIB

Aparat keamanan Thailand memasang barikade di Jalan Chaeng Wattana untuk menghadapi aksi unjuk rasa besar-besaran oleh kelompok anti-pemerintah yang menurut rencana bakal digelar besok. (Bangkok Post)

TEMPO.CO, Bangkok -- Aksi demonstrasi anti-pemerintah yang terus berlangsung selama seminggu terakhir membuat kalangan ekononomi khawatir akan dampak negatif terhadap iklim investasi. Aksi yang dikenal dengan Shutdown Bangkok itu digelar oleh oposisi Thailand sejak Senin, 13 Januari 2014 lalu, untuk menjatuhkan pemerintahan Perdana Menteri Caretaker Yingluck Shinavatra.

Isara Vongkusolkit, Ketua Kamar Dagang Thailand, mengatakan, hal yang paling dipedulikan komunitas bisnis adalah iklim investasi jika aksi protes terus berlanjut. Ia mengaku kesulitan menjawab pertanyaan-pertanyaan investor asing tentang apa yang terjadi di Thailand.

"Jika calon investor asing tidak mengerti situasi di sini, hal itu dapat mempengaruhi keputusan investasi mereka," kata Isara, seperti dimuat laman Bangkok Post, Senin, 20 Januari 2014.

Rolf-Dieter Daniel, Presiden Pusat Bisnis Eropa Asean yang berbasis di Bangkok, mengatakan kekacauan politik berkepanjangan di Thailand mungkin sudah membuat takut calon investor sehingga beralih ke negara-negara Asean lainnya.

Dia mengatakan, investasi jangka panjang, khususnya proyek yang disponsori Dewan Investasi, mungkin dipertimbangkan kembali dan mengkaji lokasi lainnya.

Namun Isara mengatakan, investor asing yang telah hadir di Thailand lebih dari satu dekade, sebagian besar sudah memahami politik dan kampanye politik Thailand.

Laporan terbaru University of the Thai Chamber of Commerce memperkirakan aksi demonstrasi membuat belanja konsumen nasional akan menyusut sebesar 5-10 miliar baht (US$ 151 - 303 juta) jika shutdown berlangsung selama dua minggu.

Laporan itu memproyeksikan shutdown akan mengakibatkan kerugian ekonomi 700 juta hingga 1 miliar bath per hari (US$ 21,2 - 30,3 juta). Angka ini berasal dari konsumsi menurun sekitar 500 juta baht (US$ 15,1 juta) sehari dan hilangnya pengeluaran wisata 200-500 juta baht (US$ 6 juta - 15,1 juta) per hari.

Jika shutdown berlangsung sebulan, belanja konsumen mungkin mengkerut sebanyak 40 miliar baht (US$ 1,2 miliar), yang mempengaruhi produk domestik bruto 0,1-0,2 %.


BANGKOK POST | ABDUL MANAN

Berita terkait

Lupakan Kekalahan dari Thailand, Timnas Indonesia Bidik Filipina

18 November 2018

Lupakan Kekalahan dari Thailand, Timnas Indonesia Bidik Filipina

Timnas Indonesia sekarang fokus pada pertandingan terakhir Piala AFF 2018 melawan Filipina di Jakarta pada 25 November mendatang.

Baca Selengkapnya

110 Ribu Orang Hadiri Kremasi Raja Thailand, Bhumibol Hari Ini

26 Oktober 2017

110 Ribu Orang Hadiri Kremasi Raja Thailand, Bhumibol Hari Ini

Sekitar 110 ribu orang diizinkan memasuki area dekat jenazah Raja Thailand, Bhumibol Adulyadej yang akan dikremasi hari ini.

Baca Selengkapnya

Thaksin Tweet 'Tirani' Montesquieu Kritik Junta Militer Thailand  

30 Agustus 2017

Thaksin Tweet 'Tirani' Montesquieu Kritik Junta Militer Thailand  

Thaksin Shinawatra, eks Perdana Menteri Thailand meng-tweet ucapan Montesquieu tentang tirani untuk mengkritik junta militer.

Baca Selengkapnya

Yingluck Lari ke Dubai Bergabung dengan Thaksin, Abangnya  

27 Agustus 2017

Yingluck Lari ke Dubai Bergabung dengan Thaksin, Abangnya  

Yingluck Shinawatra, eks Perdana Menteri Thailand, terbang ke Singapura lalu ke Dubai, negara tempat Thaksin, abangnya tinggal sebagai eksil.

Baca Selengkapnya

Hebat, Nenek 91 Tahun Raih Gelar Sarjana di Thailand

11 Agustus 2017

Hebat, Nenek 91 Tahun Raih Gelar Sarjana di Thailand

Kimlan Jinakul, nenek asal Thailand meraih gelar sarjana ekologi dari Universitas Terbuka Sukhothai Thammathirat

Baca Selengkapnya

UU Baru Disahkan, Raja Thailand Kuasai Warisan Rp 399,2 Triliun

20 Juli 2017

UU Baru Disahkan, Raja Thailand Kuasai Warisan Rp 399,2 Triliun

Raja Thailand kini menguasai penuh warisan kerajaan itu, menyusul pemerintah mengesahkan sebuah undang-undang baru.

Baca Selengkapnya

Hina Kerajaan Thailand di Facebook, Pria Ini Dipenjara 35 Tahun

11 Juni 2017

Hina Kerajaan Thailand di Facebook, Pria Ini Dipenjara 35 Tahun

Wichai, 34 tahun, asal Thailand, harus menjalani hukuman 35 tahun karena unggahannya di Facebook dianggap menghina keluarga Kerajaan Thailand.

Baca Selengkapnya

Karena Video Tato Vajilalongkorn, Thailand Ancam Adili Facebook

16 Mei 2017

Karena Video Tato Vajilalongkorn, Thailand Ancam Adili Facebook

Pemerintah Kerajaan Thailand mengancam akan mengadili Facebook jika tidak menghapus video yang menampilkan tubuh bertato Raja Maha Vajiralongkorn

Baca Selengkapnya

FB Blokir Video Raja Thailand, Vajiralongkorn Seliweran, Bertato  

11 Mei 2017

FB Blokir Video Raja Thailand, Vajiralongkorn Seliweran, Bertato  

FB memblokir video yang menunjukkan Raja Thailand, Vajiralongkorn, berseliweran di pusat belanjadengan mengenakan kaus dan tubuh bertato.

Baca Selengkapnya

Anggap Dirinya Kebal, Dukun Ini Tewas Saat Atraksi

28 April 2017

Anggap Dirinya Kebal, Dukun Ini Tewas Saat Atraksi

Seorang dukun di wilayah Chieng Mai, Thailand, tewas setelah ia sengaja menikam jantungnya sendiri karena menganggap dirinya kebal.

Baca Selengkapnya