UNESCO Batalkan Pameran 'Yahudi di Tanah Israel'  

Reporter

Editor

S Tri P Bud

Sabtu, 18 Januari 2014 08:26 WIB

Sebuah salib ditempatkan di depan Gerja Nativity saat prosesi Natal Ortodoks di Tepi Barat kota Bethlehem. UNESCO memberikan status Warisan Budaya yang terancam punah dan mendanai perbaikan situs yang dianggap oleh Umat Kristen sebagai tempat lahirnya Yesus di Tepi Barat kota Bethlehem meski ada keberatan dari pihak Amerika Serikat dan Israel. REUTERS/Ammar Awad/Files

TEMPO.CO, Paris - Lembaga di bawah Perserikatan Bangsa-Bangsa yang antara lain menangani kebudayaan, UNESCO, membatalkan pameran bertajuk 'Yahudi di Tanah Israel'. Sedianya, pameran yang diselenggarakan atas kerjasama Simon Wiesenthal Center dengan pemerintah Kanada dan Montenegro ini akan dibuka pada 20 Januari di markas besar United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) di Paris.

Keberatan dari negara-negara Arab atas penyelenggaraan pameran itu menjadi alasan bagi UNESCO untuk membatalkannya. Pembatalan itu dilakukan menyusul surat yang dikirim kepada Direktur Jenderal UNESCO, Irina Bokova pada 14 Januari. "Kelompok negara-negara Arab sangat terganggu oleh pameran ini dan mengutuknya," bunyi surat dari pimpinan kelompok itu, Abdullah Elmealmi.

Ia juga menyatakan pameran ini diperjuangkan oleh mereka yang menentang upaya perdamaian di Timur Tengah. "Kampanye media yang menyertai pameran pasti akan merusak pembicaraan damai, upaya dari Menteri Luar Negeri AS John Kerry dan netralitas UNESCO," tulisnya menambahkan.

Terkait pembatalan ini, pemerintah Amerika Serikat dikabarkan sangat kecewa. Seorang pejabat Departemen Luar Negeri AS menyatakan UNESCO seharusnya melakukan penilaian menyeluruh, bukan hanya masukan dari satu pihak saja. "Kami percaya bahwa UNESCO akan mendekati masalah ini dengan adil dan dengan cara yang konsisten dengan pedoman organisasi dan preseden di masa lalu," kata pejabat itu.

Direktur Jenderal UNESCO Irina Bokova mengatakan dalam sebuah surat kepada Simon Wiesenthal Center bahwa pameran yang berjudul "Orang-orang, Kitab, Tanah - 3.500 tahun hubungan antara orang-orang Yahudi dan Tanah Israel" itu akan ditunda tanpa batas waktu. Dia mengatakan, keputusan muncul sebagai bentuk dukungan UNESCO untuk pembicaraan damai antara Israel dan Otoritas Palestina.

HAARETZ | TRIP B

Berita terkait

UEA Cegat Rudal Houthi, Ditembakkan saat Kunjungan Presiden Israel

31 Januari 2022

UEA Cegat Rudal Houthi, Ditembakkan saat Kunjungan Presiden Israel

Uni Emirat Arab berhasil mencegat sebuah rudal balistik yang ditembakkan oleh Houthi dari Yaman ketika negara Teluk itu menjamu Presiden Israel

Baca Selengkapnya

Biro Travel Khawatirkan Larangan Turis Berpaspor Indonesia Masuk Israel

31 Mei 2018

Biro Travel Khawatirkan Larangan Turis Berpaspor Indonesia Masuk Israel

Aturan pelarangan masuk Israel bagi turis berpaspor Indonesia membuat banyak tamu mempertanyakan hal tersebut.

Baca Selengkapnya

Kedutaan Besar Amerika di Israel Akan Pindah ke Yerusalem

29 Agustus 2017

Kedutaan Besar Amerika di Israel Akan Pindah ke Yerusalem

Netanyahu menunjukkan ekspresi penghargaannya kepada Trump dan pemerintahannya yang selama ini memberikan dukungan kuat bagi Israel.

Baca Selengkapnya

Kesepian, Monyet Rawat dan Bermain dengan Anak Ayam

26 Agustus 2017

Kesepian, Monyet Rawat dan Bermain dengan Anak Ayam

Niv, monyet dari spesies Macaque telah menghabiskan waktunya dengan menjaga, membelai, membersihkan, dan bermain dengan seekor anak ayam.

Baca Selengkapnya

Gereja Ortodoks Yunani Protes Israel Propertinya Dijual ke Yahudi

15 Agustus 2017

Gereja Ortodoks Yunani Protes Israel Propertinya Dijual ke Yahudi

Pemimpin Gereja Ortodoks Yunani di Yerusalem tolak keputusan pengadilan Israel yang menyetujui penjualan properti gereja ke ke perusahaan Yahudi.

Baca Selengkapnya

Israel akan Tutup Kantor Berita Al Jazeera

7 Agustus 2017

Israel akan Tutup Kantor Berita Al Jazeera

Israel menganggap siaran berita Al Jazeera bersifat menghasut.

Baca Selengkapnya

Sensitivitas Al-Aqsa dan Kebijakan Israel

26 Juli 2017

Sensitivitas Al-Aqsa dan Kebijakan Israel

Setelah lama tenggelam oleh berita Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) dan sengkarut Timur Tengah, kisruh Palestina-Israel kini kembali menjadi pusat perhatian dunia. Setiap hari sejak 14 Juli, warga Palestina di Yerusalem Timur dan Tepi Barat berdemonstrasi menentang pemasangan detektor logam di pintu-pintu masuk ke kompleks Masjid Al-Aqsa (Al-Haram Al-Syarif). Palestina memandangnya sebagai upaya Israel untuk mengontrol tempat suci tersebut.

Baca Selengkapnya

Ditembaki Rudal, Israel Balas Serang Pos Hamas di Gaza  

24 Juli 2017

Ditembaki Rudal, Israel Balas Serang Pos Hamas di Gaza  

Tank milik Israel menyerang pos pemantau milik Hamas di Gaza, Senin, 24 Juli 2017, sebagai balasan atas tembakan rudal dari arah perbatasan Palestina.

Baca Selengkapnya

Israel Akan Membangun Pulau Buatan di Gaza

14 Mei 2017

Israel Akan Membangun Pulau Buatan di Gaza

Trump akan tiba di Yerusalem pada 22 Mei 2017 untuk membicarakan masalah perdamaian antara Israel dan Palestina.

Baca Selengkapnya

Bahasa Arab Akan Dihapus dari Bahasa Resmi Israel  

9 Mei 2017

Bahasa Arab Akan Dihapus dari Bahasa Resmi Israel  

Sejumlah menteri dalam kabinet Israel menyetujui RUU kontroversial yang akan menghapus status bahasa Arab sebagai bahasa resmi Israel.

Baca Selengkapnya