Demonstran Thailand Mulai Diteror Granat  

Reporter

Editor

S Tri P Bud

Jumat, 17 Januari 2014 20:52 WIB

Masa anti pemerintah menerikan slogan saat menutup sebuah persimpangan jalan utama di pusat kota Bangkok, Thailand (13/1). Aksi masa besar-besaran yang dimulai hari ini dikhawatirkan akan terus berlanjut dan membuat negara ini terseret dalam perang saudara. REUTERS/Athit Perawongmetha

TEMPO.CO, Bangkok - Sekitar 36 pengunjuk rasa terluka dalam serangan granat saat tokoh anti-pemerintah Thailand, Suthep Thaugsuban, mengunjungi demonstran di persimpangan Jalan Banthad Thong, Bangkok. Dalam siaran langsung televisi satelit Bluesky, puluhan demonstran terlihat berlumuran darah setelah sebelumnya terdengar suara ledakan.

Sebanyak 12 korban dilarikan ke Rumah Sakit Ramathibodi, sedangkan 12 orang dibawa ke Rumah Sakit Huachiew. Sisanya dikirim ke Rumah Sakit BMA Tengah dan Rumah Sakit Chualongkorn. Ledakan itu juga merusak sebuah truk pikap.

Sesaat setelah ledakan, beberapa pengunjuk rasa terlihat berjalan ke sebuah bangunan kosong, lokasi yang diduga sebagai tempat pelemparan granat. Aktivis People's Democratic Reform Committee (PDRC) mengatakan bom itu dilemparkan dari sebuah gedung berlantai tiga yang sedang dalam proses pembongkaran.

Penyisiran di lokasi itu menemukan berbagai macam senjata. Cuplikan dari Bluesky juga menunjukkan papan tulis dengan rincian rencana serangan terhadap kendaraan tertentu dengan tanggal serta waktu tertentu. Perwira Angkatan Darat terlihat menunjukkan sesuatu yang tampak seperti pecahan peluru kepada wartawan.

Serangan itu terjadi di dekat pusat belanja Lotus Charoenphol. Ledakan terjadi sebelum rombongan Suthep melewati daerah itu.

Satit Wongnongtaey, seorang pemimpin pengunjuk rasa, mengatakan pihanya akan membahas langkah-langkah keamanan dengan Suthep terkait dengan serangan itu. Sebelumnya, demonstran di Chaeng Wattana juga mendapat serangan dari orang tak dikenal.

Satit mengatakan serangan bom terhadap pawai Suthep merupakan bentuk intimidasi. "Tapi rakyat tak takut intimidasi," katanya. Dia mengatakan Perdana Menteri Yingluck Shinawatra harus bertanggung jawab atas kekerasan itu.

BLUESKY | THE NATION | TRIP B

Berita terkait

Lupakan Kekalahan dari Thailand, Timnas Indonesia Bidik Filipina

18 November 2018

Lupakan Kekalahan dari Thailand, Timnas Indonesia Bidik Filipina

Timnas Indonesia sekarang fokus pada pertandingan terakhir Piala AFF 2018 melawan Filipina di Jakarta pada 25 November mendatang.

Baca Selengkapnya

110 Ribu Orang Hadiri Kremasi Raja Thailand, Bhumibol Hari Ini

26 Oktober 2017

110 Ribu Orang Hadiri Kremasi Raja Thailand, Bhumibol Hari Ini

Sekitar 110 ribu orang diizinkan memasuki area dekat jenazah Raja Thailand, Bhumibol Adulyadej yang akan dikremasi hari ini.

Baca Selengkapnya

Thaksin Tweet 'Tirani' Montesquieu Kritik Junta Militer Thailand  

30 Agustus 2017

Thaksin Tweet 'Tirani' Montesquieu Kritik Junta Militer Thailand  

Thaksin Shinawatra, eks Perdana Menteri Thailand meng-tweet ucapan Montesquieu tentang tirani untuk mengkritik junta militer.

Baca Selengkapnya

Yingluck Lari ke Dubai Bergabung dengan Thaksin, Abangnya  

27 Agustus 2017

Yingluck Lari ke Dubai Bergabung dengan Thaksin, Abangnya  

Yingluck Shinawatra, eks Perdana Menteri Thailand, terbang ke Singapura lalu ke Dubai, negara tempat Thaksin, abangnya tinggal sebagai eksil.

Baca Selengkapnya

Hebat, Nenek 91 Tahun Raih Gelar Sarjana di Thailand

11 Agustus 2017

Hebat, Nenek 91 Tahun Raih Gelar Sarjana di Thailand

Kimlan Jinakul, nenek asal Thailand meraih gelar sarjana ekologi dari Universitas Terbuka Sukhothai Thammathirat

Baca Selengkapnya

UU Baru Disahkan, Raja Thailand Kuasai Warisan Rp 399,2 Triliun

20 Juli 2017

UU Baru Disahkan, Raja Thailand Kuasai Warisan Rp 399,2 Triliun

Raja Thailand kini menguasai penuh warisan kerajaan itu, menyusul pemerintah mengesahkan sebuah undang-undang baru.

Baca Selengkapnya

Hina Kerajaan Thailand di Facebook, Pria Ini Dipenjara 35 Tahun

11 Juni 2017

Hina Kerajaan Thailand di Facebook, Pria Ini Dipenjara 35 Tahun

Wichai, 34 tahun, asal Thailand, harus menjalani hukuman 35 tahun karena unggahannya di Facebook dianggap menghina keluarga Kerajaan Thailand.

Baca Selengkapnya

Karena Video Tato Vajilalongkorn, Thailand Ancam Adili Facebook

16 Mei 2017

Karena Video Tato Vajilalongkorn, Thailand Ancam Adili Facebook

Pemerintah Kerajaan Thailand mengancam akan mengadili Facebook jika tidak menghapus video yang menampilkan tubuh bertato Raja Maha Vajiralongkorn

Baca Selengkapnya

FB Blokir Video Raja Thailand, Vajiralongkorn Seliweran, Bertato  

11 Mei 2017

FB Blokir Video Raja Thailand, Vajiralongkorn Seliweran, Bertato  

FB memblokir video yang menunjukkan Raja Thailand, Vajiralongkorn, berseliweran di pusat belanjadengan mengenakan kaus dan tubuh bertato.

Baca Selengkapnya

Anggap Dirinya Kebal, Dukun Ini Tewas Saat Atraksi

28 April 2017

Anggap Dirinya Kebal, Dukun Ini Tewas Saat Atraksi

Seorang dukun di wilayah Chieng Mai, Thailand, tewas setelah ia sengaja menikam jantungnya sendiri karena menganggap dirinya kebal.

Baca Selengkapnya