Barack Obama Minta Tak Ada Sanksi Baru untuk Iran

Reporter

Editor

Abdul Manan

Jumat, 17 Januari 2014 06:35 WIB

Barack Obama. (AP Photo/Pablo Martinez Monsivais)

TEMPO.CO , Washington: Presiden Amerika Serikat Barack Obama memberikan pidato berapi-api di depan senator Demokrat saat bertemu di Gedung Putih, Rabu 15 Januari 2014 malam waktu setempat. Obama meyakinkan kolega Demokratnya bahwa sanksi baru dapat merusak negosiasi dengan Iran soal program nuklirnya.

"Mereka membahas Iran dan Presiden membuat kasus mengapa undang-undang sanksi baru untuk Iran saat ini akan merugikan kita," kata seorang pejabat senior pemerintah Obama kepada wartawan senior CNN di Gedung Putih, Jim Acosta.

Seorang senator yang mengikuti pertemuan di Gedung Putih Rabu malam itu menyebutnya sebagai "salah satu argumen yang paling kuat" tentang masalah Iran yang pernah ia dengar dari Obama.

Pernyataan Obama dalam acara yang tertutup itu terjadi setelah ada kesepakatan nuklir interim dengan Iran. Perjanjian itu secara formal akan resmi berlaku Senin 20 Januari 2014. Dengan kesepakatan itu, Iran harus membongkar atau membekukan beberapa program nuklirnya dan membukanya untuk inspeksi lebih luas dari dunia internasional. Sebagai imbalannya, akan ada pencabutan terbatas atas sanksi internasional yang selama ini telah melumpuhkan ekonomi negara republik Islam itu.

Dengan asumsi semuanya berjalan sesuai rencana, negosiasi lebih lanjut antara Iran dan Amerika Serikat, Perancis, Rusia, Cina , Inggris, dan Jerman akan membahas kesepakatan yang lebih luas yang dimaksudkan untuk mencegah Tehran mengembangkan senjata nuklir.

Sementara itu, anggota pro-Israel di dalam Kongres AS sedang mencari cara agar ada sanksi tambahan terhadap Iran yang itu akan berlaku jika perundingan nuklir itu gagal. Obama tak setuju dengan inisiatif untuk menambah sanksi baru karena itu mungkin akan mengacaukan negosiasi menyeluruh soal nuklir Iran yang masih tertunda.

CNN | Abdul Manan

Berita terkait

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

7 Februari 2021

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.

Baca Selengkapnya

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

6 Februari 2021

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020

Baca Selengkapnya

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

4 Februari 2021

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.

Baca Selengkapnya

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

3 Februari 2021

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.

Baca Selengkapnya

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

3 Februari 2021

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

30 Januari 2021

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.

Baca Selengkapnya

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

30 Januari 2021

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

29 Januari 2021

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

29 Januari 2021

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19

Baca Selengkapnya

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

27 Januari 2021

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran

Baca Selengkapnya