Pasukan tentara Filipina berjaga saat gencatan senjata dengan ratusan pemberontak Moro National Liberation Front di Zamboanga, Filipina, (11/9). Pemberontak menyandera puluhan warga sandera untuk dijadikan sebagai tameng hidup. (AP Photo / Bullit Marquez)
TEMPO.CO, Manila - Militer Filipina meningkatkan jumlah anggota unit pasukan khusus menghadapi militan Islam yang bertanggung jawab atas sejumlah serangan bom mematikan. Kepala Angkatan Darat Filipina, Letnan Jenderal Noel Coballes, mengatakan peningkatan sekitar 500 tentara hingga seluruhnya menjadi 1.500 personel.
"Kami telah melihat seberapa efektif mereka, jadi kami memperkuat unit dalam kasus anti-terorisme. Dari batalion akan ditingkatkan menjadi sebuah resimen," kata Noel, Selasa, 7 Januari 2014.
Unit ini dipersiapkan untuk menghadapi Abu Sayyaf, kelompok militan Islam dengan anggotanya yang diduga berjumlah ratusan. Selain bertanggung jawab untuk sejumlah serangan mematikan, kelompok yang sama dituding di balik penculikan warga negara Barat.
Menteri Pertahanan Voltaire Gazmin mendukung penambahan karena puluhan personel telah gugur saat berperang di pelabuhan sebelah selatan Zamboanga pada September 2013. Pertempuran menewaskan lebih dari 240 orang, dan sekitar 116 ribu orang telantar karena seluruh kota habis terbakar.
"Seperti yang Anda lihat, kami kehilangan sejumlah orang kami dalam insiden Zamboanga, yang menyebabkan kekurangan yang perlu ditangani," kata Gazmin.
Juru bicara angkatan bersenjata, Letnan Kolonel Ramon Zagala, mengatakan unit akan bertambah tahun ini. Menurut dia, anggota resimen yang baru telah menjalani pelatihan khusus di Amerika Serikat sejak 2002.