Afrika Timur Akan Kirim Militer ke Sudan Selatan  

Reporter

Senin, 30 Desember 2013 19:35 WIB

Tentara SPLA menaiki truk di Juba, Sudan Selatan (21/12). Mediator diupayakan antara presiden Sudan Selatan untuk mencegah membesarnya pertempuran yang dapat menjadi perang etnis sipil. REUTERS/Stringer

TEMPO.CO, Juba - Presiden Uganda Yoweri Museveni mengatakan negara-negara Afrika Timur siap membantu pemerintah Sudan Selatan untuk melumpuhkan pemberontak Sudan Selatan jika pemberontak menolak tawaran gencatan senjata. Kelompok pemberontak dipimpin oleh Riek Machar, bekas Wakil Presiden Sudan Selatan. Kesepakatan itu telah dibuat di Nairobi, Kenya. "Kami (negara-negara regional) memberi Riek waktu empat hari untuk merespons dan jika tidak kami akan menangkapnya," kata Museveni kepada wartawan di Juba, ibu kota Sudan Selatan, Senin, 30 Desember 2013.

Negara-negara Barat dan negara tetangga khawatir konflik akan mempengaruhi keamanan di perbatasan. Mereka mendesak kedua belah pihak meletakkan senjata dan memulai pembicaraan perdamaian pada 31 Desember. Desakan itu diprakarsai Menteri Luar Negeri Ethiopia Tedros Adhanom dan Museveni. (Baca: Pemberontak Sudan Selatan Dekati Kota Bor)

Sementara itu, pertempuran antara suku Dinka--simpatisan Presiden Sudan Selatan Salva Kiir--dan suku Nuer--pendukung Riek--masih terus berkecamuk. Lebih dari 1.000 orang telah tewas sejak bentrokan meletus di Juba, 15 Desember lalu. White Army--terdiri atas pemuda Nuer yang menggunakan abu putih di tubuh mereka--menuding pemerintah yang memulai pertempuran. Kelompok ini membawa parang, tombak, dan senapan. Juru bicara White Army Philip Aguer membantah perang itu dikendalikan oleh Riek. "Kami akan menyerang," katanya.

Menteri Informasi Michael Makuei kepada Reuters mengatakan warga sipil telah melarikan diri dari kota. Mereka menyeberangi sungai dan rawa-rawa. Pada 1991, milisi Nuer membantai suku Dinka di Bor selama pertempuran antaretnis. Perang saudara itu meninggalkan luka, dan para korban menjadi penerima bantuan PBB terbesar saat itu.

Wali Kota Bor Nhial Majak Nhial mengatakan dia mendesak warga sipil untuk melarikan diri dari Bor ketika White Army mendekat. "Mereka sangat kejam, membunuh, membakar rumah, dan menyembelih warga sipil," katanya.

Kerusuhan di Sudan Selatan dan ketidakstabilan di Libya mendorong harga minyak menjadi US$ 113 per barel. Sudan Selatan memiliki cadangan minyak terbesar ketiga di sub-Sahara Afrika setelah Nigeria dan Angola.

REUTERS | EKO ARI

Berita terkait

Putus Hubungan dengan Qatar, Kepentingan Yaman Diwakili Sudan

21 Juni 2017

Putus Hubungan dengan Qatar, Kepentingan Yaman Diwakili Sudan

Sudan sepakat menerima permintaah Yaman.

Baca Selengkapnya

Amnesty: Sudan Selatan Bakar 2.000 Rumah Penduduk

1 April 2017

Amnesty: Sudan Selatan Bakar 2.000 Rumah Penduduk

PBB mengkategorikan pembakaran rumah penduduk sebagai genosida.

Baca Selengkapnya

TNI Gelar Festival Layang-layang di Sudan

27 Februari 2017

TNI Gelar Festival Layang-layang di Sudan

Festival tersebut bertujuan menghibur para pelaksana misi perdamaian di Sudan di sela kegiatan rutin.

Baca Selengkapnya

Penyelundupan Senjata di Sudan, Polisi RI Bakal Dipulangkan  

21 Februari 2017

Penyelundupan Senjata di Sudan, Polisi RI Bakal Dipulangkan  

Wakil Menlu Abdurrahman Fachir memastikan polisi RI yang dituduh menyelundupkan senjata di Sudan akan dipulangkan.

Baca Selengkapnya

Perampokan Sapi, Ribuan Orang Tewas di Sudan Selatan

5 Februari 2017

Perampokan Sapi, Ribuan Orang Tewas di Sudan Selatan

Kekerasan melanda desa-desa, perempuan diculik dan dibunuh.

Baca Selengkapnya

Keamanan Terkendali, Sudah Selatan Tolak Pasukan PBB

13 Januari 2017

Keamanan Terkendali, Sudah Selatan Tolak Pasukan PBB

Menurut Menteri Pertahanan Kuol Manyang Juuk, Sudan Selatan memang sudah tak perlu lagi pasukan PBB untuk melindungi pasukan regi

Baca Selengkapnya

Tanpa Dakwaan, Sudan Bebaskan 6 Mahasiswa  

21 Juni 2016

Tanpa Dakwaan, Sudan Bebaskan 6 Mahasiswa  

Para mahasiswa itu dicokok saat berlangsung kerusuhan di Univeritas Khartum yang melibatkan mahasiswa dan pasukan keamanan.

Baca Selengkapnya

PBB: Perempuan Dijadikan Upah Seks Milisi di Sudan

12 Maret 2016

PBB: Perempuan Dijadikan Upah Seks Milisi di Sudan

Pemerintah Sudan Selatan menolak militernya menjadikan warga sipil sasaran serangan, namun berjanji akan melakukan invstigasi.

Baca Selengkapnya

Kecelakaan Pesawat, Bayi Ini Satu-satunya Korban Selamat

7 November 2015

Kecelakaan Pesawat, Bayi Ini Satu-satunya Korban Selamat

Bayi perempuan itu ditemukan ketika pasukan keamanan dan wartawan tengah berusaha mencari kotak hitam

Baca Selengkapnya

Kecelakaan Pesawat di Sudan Selatan, 41 Tewas  

4 November 2015

Kecelakaan Pesawat di Sudan Selatan, 41 Tewas  

Cuaca buruk menyulitkan petugas mencari korban lainnya.


Baca Selengkapnya