Pemberontak Kibarkan Bendera Suriah demi Makanan  

Reporter

Jumat, 27 Desember 2013 18:47 WIB

Hasan (kanan), tentara Pasukan Pembebasan Suriah yang baru berusia 11 tahun, mengantar teh untuk teman-temannya di Aleppo, dalam foto yang diambil oleh Molhem Barakat, Sabtu (7/12). Selain memotret pertempuran di Aleppo, Barakat juga sering menampilkan kehidupan sehari-hari masyarakat Suriah di tengah kota yang porak-poranda karena pertempuran. REUTERS/Molhem Barakat

TEMPO.CO, Damaskus - Pemberontak terpaksa mengibarkan bendera yang digunakan pemerintahan Suriah di bawah Presiden Bashar al-Assad di dekat Damaskus untuk ditukar dengan bahan makanan sesuai dengan kesepakatan kedua belah pihak. Demikian keterangan aktivis kepada media, Kamis, 26 Desember 2013.

Kesepakatan itu dilangsungkan sebelumnya di Kota Moadamiyeh, salah satu tempat gencatan senjata antara pasukan pemerintah dan pemberontak.

Sejumlah warga menerangkan, ini merupakan kenyataan pahit yang harus ditelan (oleh pemberontak). Selama sekitar setahun, ujar warga, komunitas di sebelah barat Damaskus itu dihujani tembakan oleh pasukan pemerintah. Bahkan, militer Assad yang menjaga pos penjagaan tak mengizinkan suplai makanan, air bersih, dan bahan bakar guna menekan warga yang anti-pemerintah. "Akibat blokade tersebut, setidaknya dua perempuan dan empat anak meninggal akibat kelaparan dan menderita sakit pada September 2013," kata para aktivis.

Kesepakatan yang dicapai, selain mengibarkan bendera Suriah, pemberontak juga harus menyerahkan senjata berat mereka dan mengirimkan daftar warga Moadamiyeh yang tinggal di kota tersebut.

"Kondisi seperti ini sangat menyakitkan kami, sampai-sampai kami mengibarkan bendera (Suriah), sebab tak satu pun yang membantu kami, tidak ada yang mengulurkan tangan mereka kepada kami," kata seorang warga Moadamiyeh yang menyebut namanya sebagai Ahmad. "Kami siap menyelamatkan hidup anak-anak akibat kelaparan. Tidak ada makanan di Moadamiyeh. Selama tiga bulan, bahkan tidak ada sebutir beras di sana."

Anggota badan legislatif Suriah, George Nakhleh, mengatakan, pemberontak telah menyerahkan senjata beratnya. Selanjutnya, warga setempat membentuk kelompok-kelompok bersenjata untuk melindungi kota mereka. Dia mengatakan angkatan bersenjata tidak akan masuk ke kota tersebut, namun akan mengawalnya dari luar.

"Angkatan bersenjata akan melindungi Moadamiyeh, tetapi dari dalam kota, warga sendiri yang akan melakukannya. Mereka akan membawa senjata dan mendirikan pos penjagaan guna mencegah orang asing yang datang dari seluruh dunia masuk untuk menghancurkan negeri kami," ujar Nakhleh dalam sebuah wawancara dengan televisi berbasis di Lebanon, Al-Mayadeen.

Dia menambahkan, lembaga pemerintah perlahan-lahan akan kembali normal bekerja dan seluruh pintu gerbang dibuka untuk menerima pasokan makanan dan kebutuhan lainnya agar kota kembali normal.

AL ARABIYA | CHOIRUL



Berita terkait

CIIA: Bahrun Naim Tewas di Suriah, Juga Anaknya yang Kurang Gizi

12 Januari 2018

CIIA: Bahrun Naim Tewas di Suriah, Juga Anaknya yang Kurang Gizi

Direktur Community of Ideological Islamic Analyst (CIIA) Harits Abu Ulya sudah melakukan konfirmasi soal kematian Bahrun Naim.

Baca Selengkapnya

Gadis Cilik Suriah yang Berkicau di Twitter Kunjungi Markas PBB

18 Oktober 2017

Gadis Cilik Suriah yang Berkicau di Twitter Kunjungi Markas PBB

Bana Al Abed, gadis cilik yang mencuit pengalamannya sebagai penduduk Aleppo, Suriah saat dikepung pemberontak diundang ke markas PBB di New York.

Baca Selengkapnya

Tujuh Relawan White Helmets Tewas Ditembak di Suriah

13 Agustus 2017

Tujuh Relawan White Helmets Tewas Ditembak di Suriah

Belum jelas apakah serangan terhadap 7 relawan White Helmets dilakukan atas motif politik atau kriminal

Baca Selengkapnya

Beredar, Video Aparat Turki Siksa Pengungsi Suriah  

31 Juli 2017

Beredar, Video Aparat Turki Siksa Pengungsi Suriah  

Beredar video penjaga perbatasan Turki menyiksa pengungsi Suriah.

Baca Selengkapnya

Indonesia Menyerahkan Ambulans Bantuan untuk Suriah

28 Juli 2017

Indonesia Menyerahkan Ambulans Bantuan untuk Suriah

KBRI Suriah menyerahkan dua ambulans bantuan kemanusiaan dari Dompet Dhuafa dan MER-C kepada Palang Merah Suriah

Baca Selengkapnya

Rumah Sakit Bawah Tanah, Perlindungan Terakhir Paramedis Suriah

23 Juli 2017

Rumah Sakit Bawah Tanah, Perlindungan Terakhir Paramedis Suriah

Guna menghindari terjangan peluru dan bom dari dua pihak yang berperang di wilayah tersebut, petugas medis Suriah membangun rumah sakit bawah tanah

Baca Selengkapnya

Kedutaan Rusia di Suriah Ditembaki dengan Artileri

17 Juli 2017

Kedutaan Rusia di Suriah Ditembaki dengan Artileri

Media pemerintah Suriah meleporkan kedutaan Rusia di Damaskus mengalami penembakan dengan artileri yang menyebakan kerusakan materi.

Baca Selengkapnya

Heboh, Pro Assad dan Oposisi Berkelahi Saat Siaran Langsung

15 Juli 2017

Heboh, Pro Assad dan Oposisi Berkelahi Saat Siaran Langsung

Perdebatan sengit terjadi antara Bilal Daqmaq, kritikus Assad, dan Ahmad Shlash, mantan anggota parlemen Suriah

Baca Selengkapnya

Dokter di Suriah Keluhkan Bantuan Kemanusiaan Turun Drastis

14 Juni 2017

Dokter di Suriah Keluhkan Bantuan Kemanusiaan Turun Drastis

Sejumlah dokter warga Suriah mengungkapkan bantuan kemanusiaan ke Suriah turun drastis dalam dua bulan.

Baca Selengkapnya

Hina Oposisi, Jurnalis Pendukung Assad Diusir dari Gedung PBB

18 Mei 2017

Hina Oposisi, Jurnalis Pendukung Assad Diusir dari Gedung PBB

Delegasi oposisi di PBB mengajukan komplain atas sikap jurnalis Hajli termasuk perilakunya yang dianggap melanggar kode etik jurnalistik.

Baca Selengkapnya