Kapal perang USS California terbakar setelah Jepang menyerang Pearl Harbor, Hawaii 7/12/1941. Lebih dari 2400 tentara Amerika tewas dalam peristiwa yang terjadi 70 tahun lalu itu. REUTERS/Department of the Navy/Naval Photographic Center
TEMPO.CO, Tokyo -Jepang mengumumkan bahwa negeri itu akan membeli jet siluman, jet tanpa awak alias drone, dan kapal selam sebagai bagian dari upaya memperkuat angkatan bersenjatanya. Kebijakan itu terkait dengan kian meruncingnya perselisihan wilayah di Laut Cina Timur.
Kabinet pimpinan Perdana Menteri Shinzo Abe setuju terhadap rencana negara menyiapkan dana sebesar 24,7 juta yen (Rp 2.900 trilun) pada tahun anggaran 2014-2019 demi mempercepat langkah strategis di wilayah bagian selatan dan barat. Kebijakan itu juga merupakan bagian dari upaya Abe dalam menormalkan militer Jepang yang secara resmi pernah kalah dalam Perang Dunia II.
Belakangan ini Jepang dilanda ketakutan atas munculnya kekuatan Cina, terutama dalam soal perselisihan wilayah. Menurut Jepang, Cina telah melakukan pelanggaran wilayah terhadap sejumlah kepulauan di Laut Cina Timur yang diklaim sebagai kawasan berdaulat milik Jepang. Di samping itu, Korea Utara dianggap Jepang sebagai ancaman abadi di kawasan tersebut.
Dengan dana sebesar Rp 2.900 triliun, Jepang akan membeli mesin perang berupa tiga drone, 52 kendaraan amfibi, 17 helikopter, dan 5 kapal selam. Semua peralatan tempur itu dimaksudkan untuk memperkuat pertahanan laut dan sejumlah kepulauan.
Perlengkapan tempur lain yang bakal dibeli Jepang adalah dua kapal perusak yang dilengkapi sistem antimisil dan 28 jet F-35, serta satu pesawat siluman Stealth. "Seluruh perlengkapan tempur itu difokuskan untuk mempertahankan kepulauan di Laut Cina Timur," kata Hideshi Takesada, ahli keamanan regional di Takushoku University di Tokyo.
