Perdana Menteri Yingluck Shinawatra.(AP Photo/Wason Wanichakorn)
TEMPO.CO, Bangkok – Perdana Menteri Thailand Yingluck Shinawatra tak kuasa menahan kesedihan. Matanya berkaca-kaca saat memohon kepada demonstran anti-pemerintah untuk meninggalkan jalanan dan mendukung percepatan pemilu. Namun para pemrotes bergeming. Mereka tetap menuntut Yingluck mundur dalam 24 jam.
“Sekarang pemerintah telah membubarkan parlemen, saya minta kalian untuk berhenti protes dan seluruh pihak bekerja sama untuk pemilu,” kata dia kepada wartawan.
“Saya sudah mundur di satu titik, dan saya tidak tahu bagaimana melangkah mundur lebih jauh,” kata Yingluck dengan mata berkaca-kaca.
Setelah beberapa pekan aksi protes kekerasan yang terkadang berujung kekerasan, para demonstran menolak permintaan Yingluck untuk menggelar pemilihan umum. Demonstran bersikeras agar dia digantikan Dewan Rakyat, yang bertentangan dengan konstitusi Thailand.
Yingluck mengatakan, dia akan meneruskan tugasnya sebagai Perdana Menteri Thailand sampai pemilihan, yang rencananya akan digelar pada 2 Februari tahun depan.
Sekitar 3.000 demontran masih berkemah di gedung pemerintah, kantor Yingluck. Sehari sebelumnya, 160 ribu demonstran menggelar aksi di kompleks tersebut. Mereka tidak berusaha masuk ke dalam, yang dijaga ketat polisi dan tentara tanpa senjata.
Imbauan untuk menghentikan aksi juga diserukan Yingluck lewat laman Facebook-nya.
“Saya bukan tidak punya perasaan. Saya sudah mendengarkan seluruh permintaan pemrotes. Kepada semua keluarga yang saya anggap sebagai warga Thailand, marilah bersama-sama untuk tidak menginjak-injak tanah Thailand. Saya tidak tahu bagaimana untuk bertindak, bagaimana mendukung permintaan mereka untuk keadilan,” tulis Yingluck di laman Facebook.
Demonstran ingin menggulingkan Yingluck dan menghapus pengaruh sang kakak, mantan Perdana Menteri Thaksin Shinawatra, yang digulingkan militer pada 2006. Shinawatra mengasingkan diri di Dubai, Uni Emirat Arab, untuk menghindari hukuman penjara yang dijatuhkan pengadilan atas tuduhan penyalahgunaan kekuasaan.