TEMPO.CO, California - Pria misterius meninggalkan tip di sejumlah rumah makan di Amerika Serikat. Dengan "tanda tangan" @tipsforjesus, ia meninggalkan sejumlah uang dalam jumlah yang cukup besar begitu saja di meja tempat dia memesan makanan.
Sebuah akun Instagram khusus mendokumentasikan fenomena ini. Bernama sama, @TipsforJesus, akun ini memajang foto-foto kuitansi berikut besaran tip yang disumbangkan.
Hingga kini, tak jelas siapa pemilik akun itu dan siapa tamu-tamu misterius yang meninggalkan uang untuk Yesus itu. Bahkan, kartu kredit yang digunakan untuk membayar juga bernama sama, Tips for Jesus.
Micah Olson, pemilik sebuah restoran di New York, menduga sang tamu misterius itu bukan sosok tunggal. Ia menyatakan pernah kedatangan tamu seorang pria dan wanita yang menanyakan apakah dirinya pernah mendengar Tips for Jesus. Ketika ia menggeleng, mereka menyatakan, "Nanti malam kau akan mengetahuinya."
Mereka melanjutkan dengan memesan beberapa minuman seharga US$ 70. Ketika acara makan selesai, mereka pergi dengan meninggalkan tip US$ 2.500 untuk tagihan makan yang hanya US$ 530.
Menurut akun Instagram-nya, ia mengaku, "Melakukan pekerjaan Tuhan dengan memberi satu tip pada suatu waktu."
Besaran uang tip yang ditinggalkan antara US$ 500 (untuk tagihan makan US$ 24 di Hollywood, California) hingga US$ 10 ribu selama tiga bulan terakhir di bar dan restoran di sepanjang pantai barat di Pacific Northwest dan di beberapa negara bagian Midwest.
Ben Swerdlow-Freed, pramusaji di Bar Louie di Ann Arbor, Michigan, mengingat pria misterius itu dengan baik. Dia meninggalkan tip US$ 3.000 untuk tagihan US$ 87 pada 8 September lalu. "Ketika awalnya saya membacanya, saya pikir itu US$ 300, tapi kemudian menyadari...wah...ada nol ekstra di sana," katanya.
Setiap tagihan tampaknya dibayar dengan kartu platinum American Express, yang disediakan hanya untuk nasabah elite.
Baldwin, pemilik bar di Washington, menyatakan pria itu sangat sopan dan tampaknya memiliki banyak waktu untuk berbincang dan menari dengan teman-temannya. Namun, hingga detik ini, jati diri sang dermawan belum juga terkuak.
