Demonstran Diizinkan Masuk ke Markas Polisi

Reporter

Selasa, 3 Desember 2013 14:58 WIB

Massa pendemo anti pemerintah mencoba menembus barikade beton dengan kendaraan buldoser di Bangkok, Thailand (2/12). Massa berusaha menduduki kantor pemerintahan PM Yingluck dan menuntutnya mundur, namun sejumlah petugas sudah bersiaga untuk mengamankan kantor ini. (AP Photo/Vincent Thian)

TEMPO.CO, Bangkok - Polisi Thailand mencopot barikade dan mengizinkan demonstran masuk ke halaman Markas Besar Kepolisian Metropolitan demi menghindari bentrok. Ratusan pengunjuk rasa juga tampak masuk ke dalam halaman gedung pemerintahan di Bangkok, sembari melambai-lambaikan bendera Thailand serta meniupkan pluit.

Perkembangan yang mengejutkan pada Selasa, 3 Desember 2013, ini untuk menghapus ketegangan yang terjadi di ibu kota Thailand itu, menyusul bentrok tiga hari antara pasukan keamanan dengan pengunjuk rasa yang menuntut pengunduran diri Perdana Menteri Yingluck Shinawatra.

Sebelumnya, Selasa, 3 Desember 2013, polisi mengatakan, mereka tidak akan memperpanjang masa penggunaan kekuatan untuk mempertahankan markas besarnya di Bangkok dari serbuan pengunjuk rasa.

Letnan Jenderal Kamronwit Thoopkrajang, Kepala Kepolisian Metropolitan, mengatakan kepada kantor berita AFP, pasukannya tidak akan menggunakan kekerasan dalam menghadapi demonstran. "Markas Besar Kepolisian Metropolitan adalah milik rakyat," ucapnya.

"Tidak akan ada penggunaan gas air mata hari ini. Semalam, seorang perwira polisi cedera akibat tembakan senapan. Jika kami menolak (tuntutan demonstran), akan ada yang luka lagi. Kami semua adalah warga Thailand."

Selanjutnya, polisi menggunakan crane guna memindahkan beton pembatas dan barikade kawat berduri untuk membuka jalan menuju Markas Besar Kepolisian.

Koresponden Al Jazeera, Wayne Hay, yang melaporkan dari gedung pemerintahan, mengatakan ada atmosfer karnaval di sekitar gedung. Dia menambahkan, para pemimpin unjuk rasa menyerukan agar demonstran tidak memasuki Markas Besar Kepolisian.

Suthep Thaugsuba, pemimpin oposisi utama, terus-menerus berkampanye untuk menjatuhkan pemerintahan dan memerintahkan pengikutnya menggeruduk Markas Besar Kepolisian. Pidato kampanye tersebut disampaikan pada Senin, 2 Desember 2013, beberapa jam sebelum kepolisian berinisiatif membuka barikade kawat beduri.

AL JAZEERA | CHOIRUL



Berita Terkait:
SBY Pernah Diperingatkan Waspadai Yusril
Ini Tingkah Jokowi Diteriakin, 'Nyapres Pak!'
Farhat: Menabrak, Dosa AQJ Tak Akan Habis
Survei: Tokoh Islam Tak Mampu Saingi Jokowi

Berita terkait

Lupakan Kekalahan dari Thailand, Timnas Indonesia Bidik Filipina

18 November 2018

Lupakan Kekalahan dari Thailand, Timnas Indonesia Bidik Filipina

Timnas Indonesia sekarang fokus pada pertandingan terakhir Piala AFF 2018 melawan Filipina di Jakarta pada 25 November mendatang.

Baca Selengkapnya

110 Ribu Orang Hadiri Kremasi Raja Thailand, Bhumibol Hari Ini

26 Oktober 2017

110 Ribu Orang Hadiri Kremasi Raja Thailand, Bhumibol Hari Ini

Sekitar 110 ribu orang diizinkan memasuki area dekat jenazah Raja Thailand, Bhumibol Adulyadej yang akan dikremasi hari ini.

Baca Selengkapnya

Thaksin Tweet 'Tirani' Montesquieu Kritik Junta Militer Thailand  

30 Agustus 2017

Thaksin Tweet 'Tirani' Montesquieu Kritik Junta Militer Thailand  

Thaksin Shinawatra, eks Perdana Menteri Thailand meng-tweet ucapan Montesquieu tentang tirani untuk mengkritik junta militer.

Baca Selengkapnya

Yingluck Lari ke Dubai Bergabung dengan Thaksin, Abangnya  

27 Agustus 2017

Yingluck Lari ke Dubai Bergabung dengan Thaksin, Abangnya  

Yingluck Shinawatra, eks Perdana Menteri Thailand, terbang ke Singapura lalu ke Dubai, negara tempat Thaksin, abangnya tinggal sebagai eksil.

Baca Selengkapnya

Hebat, Nenek 91 Tahun Raih Gelar Sarjana di Thailand

11 Agustus 2017

Hebat, Nenek 91 Tahun Raih Gelar Sarjana di Thailand

Kimlan Jinakul, nenek asal Thailand meraih gelar sarjana ekologi dari Universitas Terbuka Sukhothai Thammathirat

Baca Selengkapnya

UU Baru Disahkan, Raja Thailand Kuasai Warisan Rp 399,2 Triliun

20 Juli 2017

UU Baru Disahkan, Raja Thailand Kuasai Warisan Rp 399,2 Triliun

Raja Thailand kini menguasai penuh warisan kerajaan itu, menyusul pemerintah mengesahkan sebuah undang-undang baru.

Baca Selengkapnya

Hina Kerajaan Thailand di Facebook, Pria Ini Dipenjara 35 Tahun

11 Juni 2017

Hina Kerajaan Thailand di Facebook, Pria Ini Dipenjara 35 Tahun

Wichai, 34 tahun, asal Thailand, harus menjalani hukuman 35 tahun karena unggahannya di Facebook dianggap menghina keluarga Kerajaan Thailand.

Baca Selengkapnya

Karena Video Tato Vajilalongkorn, Thailand Ancam Adili Facebook

16 Mei 2017

Karena Video Tato Vajilalongkorn, Thailand Ancam Adili Facebook

Pemerintah Kerajaan Thailand mengancam akan mengadili Facebook jika tidak menghapus video yang menampilkan tubuh bertato Raja Maha Vajiralongkorn

Baca Selengkapnya

FB Blokir Video Raja Thailand, Vajiralongkorn Seliweran, Bertato  

11 Mei 2017

FB Blokir Video Raja Thailand, Vajiralongkorn Seliweran, Bertato  

FB memblokir video yang menunjukkan Raja Thailand, Vajiralongkorn, berseliweran di pusat belanjadengan mengenakan kaus dan tubuh bertato.

Baca Selengkapnya

Anggap Dirinya Kebal, Dukun Ini Tewas Saat Atraksi

28 April 2017

Anggap Dirinya Kebal, Dukun Ini Tewas Saat Atraksi

Seorang dukun di wilayah Chieng Mai, Thailand, tewas setelah ia sengaja menikam jantungnya sendiri karena menganggap dirinya kebal.

Baca Selengkapnya