Eks Intel Israel: Internet Teman Terbaik Mata-mata  

Reporter

Editor

Abdul Manan

Kamis, 31 Oktober 2013 22:51 WIB

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. (AP Photo/Dan Balilty, File)

TEMPO.CO, Sydney - Saat para pemimpin dunia seperti Kanselir Jerman Angela Merkel memprotes Amerika Serikat atas penyadapan terhadap telepon selulernya, kita semua harus menerima kemungkinan bahwa pemerintah akan mencegat komunikasi kita sebagai bagian dari harga dari hidup di alam demokrasi.

Setidaknya, itulah pandangan Yaakov Peri, mantan Direktur Shin Bet, intelijen dalam negeri Israel. Saat ini Peri adalah Menteri Sains, Teknologi, dan Antariksa Israel.

Saat di Sydney, Australia, Rabu, 30 Oktober 2013, sebagai tamu dalam acara Jewish National Fund, Peri memberi peringatan kepada mereka yang ambil bagian secara membabi buta dalam kebiasaan berbagi di dunia online: internet telah memberikan alat baru bagi mata-mata untuk mengumpulkan informasi.

"Saya dapat memberi tahu Anda sebagai seorang perwira intelijen bahwa besar sekali jumlah data hari ini yang terbuka dan Anda bisa mengumpulkannya tanpa memanipulasi sumber-sumber atau sarana teknologi luar biasa," kata Peri.

"Jika Anda berada dalam situasi 20 tahun yang lalu, Anda tidak bisa membayangkan begitu banyak informasi yang tersedia. Dengan hanya menempatkan tangan Anda di komputer dan semua itu ada ... termasuk buku, laporan orang pensiun dari badan intelijen dan mengatakan cerita mereka."

Meskipun agen mata-mata Barat berhati-hati untuk melindungi privasi dan hak asasi manusia, itu tidak menjadi masalah di luar negara demokrasi, kata Peri.

"Ketika Anda berjalan di dunia seperti itu, kadang-kadang (invasi privasi) bisa terjadi. Tapi saya pikir lebih banyak media (mencari kontroversi) daripada mencari kebenaran."

Peri mengatakan, tingkat kelaziman komunikasi dunia modern telah menggeser keseimbangan dari pengumpulan intelijen dari informan dan menuju pengumpulan data secara digital, bahkan sering dari sumber-sumber terbuka di internet.

"Sebagian besar aktivitas dalam karier saya klandestin --50, 60, 70 persen dari aktivitas sekarang dilakukan terang-terangan, jadi itu cara lain untuk mengumpulkan informasi intelijen. Saat ini sumber daya manusia kurang efektif daripada teknologi karena apa yang terjadi di internet dan dunia," kata Peri.

Kontroversi atas pengawasan global dan penyadapan di internet menguat setelah whistleblower Edward Snowden membocorkan program rahasia badan intelijen Amerika Serikat, berupa pengumpulan meta data panggilan telepon dan menyadap data dengan mengakses server perusahaan internet raksasa di Amerika Serikat.

Sydney Morning Herald | Abdul Manan

Berita terkait

UEA Cegat Rudal Houthi, Ditembakkan saat Kunjungan Presiden Israel

31 Januari 2022

UEA Cegat Rudal Houthi, Ditembakkan saat Kunjungan Presiden Israel

Uni Emirat Arab berhasil mencegat sebuah rudal balistik yang ditembakkan oleh Houthi dari Yaman ketika negara Teluk itu menjamu Presiden Israel

Baca Selengkapnya

Biro Travel Khawatirkan Larangan Turis Berpaspor Indonesia Masuk Israel

31 Mei 2018

Biro Travel Khawatirkan Larangan Turis Berpaspor Indonesia Masuk Israel

Aturan pelarangan masuk Israel bagi turis berpaspor Indonesia membuat banyak tamu mempertanyakan hal tersebut.

Baca Selengkapnya

Kedutaan Besar Amerika di Israel Akan Pindah ke Yerusalem

29 Agustus 2017

Kedutaan Besar Amerika di Israel Akan Pindah ke Yerusalem

Netanyahu menunjukkan ekspresi penghargaannya kepada Trump dan pemerintahannya yang selama ini memberikan dukungan kuat bagi Israel.

Baca Selengkapnya

Kesepian, Monyet Rawat dan Bermain dengan Anak Ayam

26 Agustus 2017

Kesepian, Monyet Rawat dan Bermain dengan Anak Ayam

Niv, monyet dari spesies Macaque telah menghabiskan waktunya dengan menjaga, membelai, membersihkan, dan bermain dengan seekor anak ayam.

Baca Selengkapnya

Gereja Ortodoks Yunani Protes Israel Propertinya Dijual ke Yahudi

15 Agustus 2017

Gereja Ortodoks Yunani Protes Israel Propertinya Dijual ke Yahudi

Pemimpin Gereja Ortodoks Yunani di Yerusalem tolak keputusan pengadilan Israel yang menyetujui penjualan properti gereja ke ke perusahaan Yahudi.

Baca Selengkapnya

Israel akan Tutup Kantor Berita Al Jazeera

7 Agustus 2017

Israel akan Tutup Kantor Berita Al Jazeera

Israel menganggap siaran berita Al Jazeera bersifat menghasut.

Baca Selengkapnya

Sensitivitas Al-Aqsa dan Kebijakan Israel

26 Juli 2017

Sensitivitas Al-Aqsa dan Kebijakan Israel

Setelah lama tenggelam oleh berita Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) dan sengkarut Timur Tengah, kisruh Palestina-Israel kini kembali menjadi pusat perhatian dunia. Setiap hari sejak 14 Juli, warga Palestina di Yerusalem Timur dan Tepi Barat berdemonstrasi menentang pemasangan detektor logam di pintu-pintu masuk ke kompleks Masjid Al-Aqsa (Al-Haram Al-Syarif). Palestina memandangnya sebagai upaya Israel untuk mengontrol tempat suci tersebut.

Baca Selengkapnya

Ditembaki Rudal, Israel Balas Serang Pos Hamas di Gaza  

24 Juli 2017

Ditembaki Rudal, Israel Balas Serang Pos Hamas di Gaza  

Tank milik Israel menyerang pos pemantau milik Hamas di Gaza, Senin, 24 Juli 2017, sebagai balasan atas tembakan rudal dari arah perbatasan Palestina.

Baca Selengkapnya

Israel Akan Membangun Pulau Buatan di Gaza

14 Mei 2017

Israel Akan Membangun Pulau Buatan di Gaza

Trump akan tiba di Yerusalem pada 22 Mei 2017 untuk membicarakan masalah perdamaian antara Israel dan Palestina.

Baca Selengkapnya

Bahasa Arab Akan Dihapus dari Bahasa Resmi Israel  

9 Mei 2017

Bahasa Arab Akan Dihapus dari Bahasa Resmi Israel  

Sejumlah menteri dalam kabinet Israel menyetujui RUU kontroversial yang akan menghapus status bahasa Arab sebagai bahasa resmi Israel.

Baca Selengkapnya