Sejumlah aktivis Suriah memeriksa mayat sejumlah warga yang tewas akibat gas beracun di Ghouta, Damaskus, Suriah, Rabu (21/8). REUTERS/Bassam Khabieh
TEMPO.CO, Washington - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, John Kerry, menaruh perhatian terhadap penggunaan senjata kimia di Suriah. Menurut Kerry, negaranya telah memberikan sinyal melakukan aksi (militer) ke Suriah. "Pemerintahan Obama yakin rezim Suriah berada di balik serangan pada Rabu, 21 Agustus 2013, di dekat Damaskus."
Menurut kelompok oposisi Suriah, lebih dari 1.300 orang tewas ketika pasukan rezim melesakkan senjata kimia melawan pemberontak di kota-kota sebelah timur dan barat daya Damaskus pada Rabu, 21 Agustus 2013. Pemerintah Suriah menolak tuduhan tersebut. "Serangan senjata kimia itu omong kosong," kata Presiden Bashar al-Assad.
Dalam sebuah pernyataan yang disampaikan penuh emosi pada Senin, 26 Agustus 2013, Kerry mengatakan, "Tak dapat disangkal lagi bahwa senjata kimia telah membunuh ratusan orang pada Rabu, 21 Agustus 2013, di dekat Damaskus. Pemerintah Suriah harus bertanggung jawab."
Pernyataan itu disampaikan Kerry beberapa jam setelah tim inspeksi PBB yang sedang mengunjungi Suriah dtembaki saat dalam perjalanan menuju lokasi serangan senjata kimia.
"Perlu saya jelaskan, pembunuhan terhadap warga sipil, terdiri dari anak-anak, perempuan, dan orang-orang tak berdosa, dengan senjata kimia merupakan sebuah pencabulan moral," ujar Kerry.
Menurut hukum Amerika Serikat, Presiden Barack Obama memiliki kewenangan melancarkan serangan udara terhadap Suriah, tapi harus mendapatkan persetujuan Kongres.
"Pemerintah secara aktif berkonsultasi dengan anggota Kongres dan akan melanjutkan pembicaraan dalam beberapa hari ke depan," kata Kerry dalam sebuah pernyataan.