TEMPO.CO, Yerusalem - Pasukan Angkatan Udara Israel membombardir sebuah sasaran di selatan Beirut, Ibu Kota Lebanon, Jumat dini hari, 23 Agustus 2013, waktu setempat.
"Gempuran udara ini sebagai bentuk balasan atas serangan roket yang ditembakkan dari seberang perbatasan di Lebanon ke Israel," demikian keterangan sumber militer Israel pada Jumat, 23 Agustus 2013.
Sumber militer Israel, seperti dikutip Al Jazeera, mengatakan kawasan teror yang terletak di dekat Naameh, antara Beirut dan Sidon, itu dibom pada Jumat dini hari, 23 Agustus 2013. Namun, dia tidak memberikan keterangan lebih lanjut.
Sebanyak empat roket telah ditembakkan pada Kamis, 22 Agustus 2013, ke wilayah Israel dari Lebanon. Namun tembakan tersebut tidak menimbulkan kerusakan atau jatuhnya korban di pihak Israel.
Salah satu kelompok bersenjata pro-Palestina, Popular Front for the Liberation of Palestine-General Command (PFLP-GC), mengatakan kepada stasiun televisi Lebanon, al-Manar, salah satu basis perjuangan mereka yang terletak di selatan Beirut telah menjadi sasaran tembak jet tempur Israel. "Serangan itu tidak menimbulkan korban."
"Israel tidak akan mentoleransi agresi teroris yang beroperasi dari wilayah Lebanon," kata juru bicara militer, Letnan Kolonel Peter Lerner, dalam sebuah pernyataan yang diumumkan usai serangan udara, Jumat, 23 Agustus 2013.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, melalui sebuah pernyataan mengomentari serangan roket ke wilayahnya, "Seseorang yang mencoba menyerang kami harus tahu bahwa kami akan membalasnya."
Militer Israel dalam keterangan pers mengatakan, informasi yang mereka peroleh menyebutkan bahwa empat roket telah diluncurkan dan sistem anti-serangan udara Iron Dome telah menghancurkan salah satu di antara roket itu. Sasaran roket-roket itu adalah kawasan pantai Israel, Acre, dan Nahariya.
"Roket yang tersisa jatuh di luar wilayah Israel," demikian bunyi pernyataan militer Israel kepada media.
Keempat roket itu ditembakkan dari Rashdiyah, sebuah kawasan pengungsi Palestina di dekat Kota Tyre di Lebanon. Namun belum ada yang mengaku bertanggung jawab atas tembakan roket yang pertama kali diluncurkan sejak insiden tembakan Mei 2013.
"Saya mendengat bunyi ledakan keras dan selanjutnya ada bunyi sirine. Selanjutnya mendengar bunyi bom lebih keras lagi," kata Keinan Engel, seorang warga Nahariyah kepada Radio Angkatan Bersenjata Israel. "Aku memilih berlindungan di sebuah ruangan," jelas Engel.
Eli Bean, Direktur Layanan Ambulans Magen David Adom Israel, mengatakan tidak ada yang cedera akibat serangan roket ke wilayah Israel.
Israel dan Lebanon saat ini ada dalam kondisi perang. Israel pernah menginvasi Lebanon selama perang melawan kelompok bersenjata Hizbullah pada 2006.
AL JAZEERA | CHOIRUL
Berita terkait
UEA Cegat Rudal Houthi, Ditembakkan saat Kunjungan Presiden Israel
31 Januari 2022
Uni Emirat Arab berhasil mencegat sebuah rudal balistik yang ditembakkan oleh Houthi dari Yaman ketika negara Teluk itu menjamu Presiden Israel
Baca SelengkapnyaBiro Travel Khawatirkan Larangan Turis Berpaspor Indonesia Masuk Israel
31 Mei 2018
Aturan pelarangan masuk Israel bagi turis berpaspor Indonesia membuat banyak tamu mempertanyakan hal tersebut.
Baca SelengkapnyaKedutaan Besar Amerika di Israel Akan Pindah ke Yerusalem
29 Agustus 2017
Netanyahu menunjukkan ekspresi penghargaannya kepada Trump dan pemerintahannya yang selama ini memberikan dukungan kuat bagi Israel.
Baca SelengkapnyaKesepian, Monyet Rawat dan Bermain dengan Anak Ayam
26 Agustus 2017
Niv, monyet dari spesies Macaque telah menghabiskan waktunya dengan menjaga, membelai, membersihkan, dan bermain dengan seekor anak ayam.
Baca SelengkapnyaGereja Ortodoks Yunani Protes Israel Propertinya Dijual ke Yahudi
15 Agustus 2017
Pemimpin Gereja Ortodoks Yunani di Yerusalem tolak keputusan pengadilan Israel yang menyetujui penjualan properti gereja ke ke perusahaan Yahudi.
Baca SelengkapnyaIsrael akan Tutup Kantor Berita Al Jazeera
7 Agustus 2017
Israel menganggap siaran berita Al Jazeera bersifat menghasut.
Baca SelengkapnyaSensitivitas Al-Aqsa dan Kebijakan Israel
26 Juli 2017
Setelah lama tenggelam oleh berita Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) dan sengkarut Timur Tengah, kisruh Palestina-Israel kini kembali menjadi pusat perhatian dunia. Setiap hari sejak 14 Juli, warga Palestina di Yerusalem Timur dan Tepi Barat berdemonstrasi menentang pemasangan detektor logam di pintu-pintu masuk ke kompleks Masjid Al-Aqsa (Al-Haram Al-Syarif). Palestina memandangnya sebagai upaya Israel untuk mengontrol tempat suci tersebut.
Ditembaki Rudal, Israel Balas Serang Pos Hamas di Gaza
24 Juli 2017
Tank milik Israel menyerang pos pemantau milik Hamas di Gaza, Senin, 24 Juli 2017, sebagai balasan atas tembakan rudal dari arah perbatasan Palestina.
Baca SelengkapnyaIsrael Akan Membangun Pulau Buatan di Gaza
14 Mei 2017
Trump akan tiba di Yerusalem pada 22 Mei 2017 untuk membicarakan masalah perdamaian antara Israel dan Palestina.
Baca SelengkapnyaBahasa Arab Akan Dihapus dari Bahasa Resmi Israel
9 Mei 2017
Sejumlah menteri dalam kabinet Israel menyetujui RUU kontroversial yang akan menghapus status bahasa Arab sebagai bahasa resmi Israel.
Baca Selengkapnya