Sejumlah aparat kepolisian Mesir berjaga di Masjid Al-Fath saat mengepung sejumlah pendukung Presiden Mohammed Morsi di Ramses, Kairo, Mesir, (17/8). REUTERS/Muhammad Hamed
TEMPO.CO, Jakarta - Uni Eropa menyatakan akan meninjau hubungan dengan Mesir jika negara tersebut tidak juga menyelesaikan konflik yang terjadi pasca kudeta Presiden Muhammad Mursi.
Dalam pernyataan seperti yang dilansir Al Jazeera, Ahad, 18 Agustus 2013, Presiden Dewan Eropa Herman Van Rompuy dan Komisi Eropa Jose Manuel Barroso mengatakan bahwa eskalasi lebih lanjut bisa memiliki konsekuensi tak terduga bagi Mesir.
"Panggilan untuk demokrasi dan kebebasan fundamental di Mesir tidak dapat diabaikan, apalagi hanyut dalam darah," ujar keduanya.
Sebelumnya, sejumlah Pemimpin negara mengecam kekejaman yang terjadi di Mesir. Venezuela, misalnya menarik duta besranya dari Mesir, sedangkan Presiden Prancis Francoise Hollande dan David Cameron Perdana Menteri Inggris meminta Uni Eropa mengutuk kekerasan di Mesir.
Kekerasan berdarah terjadi lagi di Mesir pada Jumat lalu setelah Ikhwanul Muslimin dan kelompok lain di bawah Aliansi Anti-Kudeta Mesir menyerukan protes atas penumpasan pihak keamanan pada pendukung Mursi. Penumpasan yang dilakukan pada Rabu itu telah menyebabkan lebih dari 700 orang tewas.