Seorang pemimpin Batalyon Ahbab Al-Mustafa, Abu al-Taib mengajarkan kepada sejumlah prajurit wanita di distrik Salaheddine Aleppo, Suriah, (24/6). REUTERS/Muzaffar Salman
TEMPO.CO, Damaskus - Pemberontak Suriah menggunakan bom gas sarin dalam perang melawan pasukan pemerintah. "Gas sarin tesebut dari industri rumahan," ujar duta besar Rusia untuk PBB, Vitaly Churkin, Selasa, 9 Juli 2013.
Menurut Churkin, temuan itu didapatkan setelah para ahli Rusia mendatangi lokasi serangan di Khan al-Assal, dekat Aleppo. Churkin jelaskan, akibat serangan dengan gas sarin oleh pemberontak, 26 orang tewas termasuk 16 personil militer dan melukai 86 orang lainnya.
"Laboratorium Rusia, lembaga yang mendapatkan sertifikasi dari Organisasi Pelarangan Penggunaan Senjata Kimia, telah mengambil sampel proyektil yang mengandung bahan kimia untuk dianalisa," ucap Churkin.
Dia jelaskan, hasil analisa menunjukkan bahwa roket Basha'ir-3 yang menghantam Khan al-Assal bukan standar senjata kimia militer. Menurutnya, sampel sarin dan proyektil tersebut produksi rumahan yang bukan menjadi standar penggunaan senjata kimia.
Churkin menambahkan, menurut informasi yang diperoleh Rusia, pembuatan proyektil tersebut dimulai pada Februari 2013 oleh Brigade Basha'ir al-Nasr, kelompok besenjata yang berafiliasi dengan Tentara Pembebasan Suriah (FSA).