Surat tilang mobil Lamborghini Aventador yang ditilang di dekat toko Harrod's di daerah Knightsbridge, London. Dailymail.co.uk
TEMPO.CO, London - Tradisi menulis di atas kertas bakal segera hilang dari ruang pengadilan di Inggris. Sebagai gantinya, semua dakwaan dan catatan pengadilan akan disajikan dalam bentuk digital dan muncul dalam layar di ruang sidang mulai akhir 2016.
Proses menyimpan bukti digital akan dimulai dari aparat penegak hukum pertama dalam proses peradilan, yaitu polisi. Untuk kasus pelanggaran lalu lintas misalnya, polisi tak akan lagi memberikan surat bukti pelanggaran (tilang) dalam bentuk kertas. Gantinya, mereka akan mencatatnya di smartphone atau tablet, dilengkapi dengan bukti rekaman di tempat kejadian perkara sebelum mereka mulai membuat berkas perkara.
Menteri Kehakiman Inggris, Damian Green, juga berencana untuk menyertakan rekaman kamera pemantau lalu lintas sebagai barang bukti. Denda pelanggaran juga akan dibayarkan secara online atau melalui pos, langkah yang dianggap mampu menghemat waktu dua jam untuk menangani satu pelanggar, atau rata-rata 300 jam per tahun.
"Setiap tahun pengadilan dan Kejaksaan menggunakan 160 juta lembar kertas, secara harfiah, bisa berupa segunung kertas," kata Green. "Jika kita ingin menang dalam lomba global ini harus berubah, sekarang saatnya kita bergerak sistem pengadilan abad ke-21." Menurutnya, digitalisasi pengadilan juga akan membantu memberikan keadilan lebih cepat dan efisien.
Saat ini, sistem digital sudah sedang diuji coba di Pengadilan Birmingham, yang telah menggunakan teknologi ini untuk menangani lebih dari 80 kasus.
Bocah 5 Tahun Didenda Rp 2,5 Juta Gara-gara Jualan Minuman
22 Juli 2017
Bocah 5 Tahun Didenda Rp 2,5 Juta Gara-gara Jualan Minuman
Bocah perempuan berusia 5 tahun terisak di hadapan ayahnya, menceritakan dirinya didenda Rp 2,5 juta gara-gara berjualan minuman lemon di dekat rumahnya.