McDonalds Telah Menghapus Menu Makanan Halal

Reporter

Selasa, 25 Juni 2013 12:18 WIB

Pengumuman yang memberitahukan bahwa McDonald's tidak lagi menjual menu halal. Usatoday.com

TEMPO.CO, Detroit- Terdapat dua restoran McDonalds di AS yang telah menawarkan makanan halal. Keduanya di daerah East Dearborn, Mich, yang memiliki populasi Muslim Arab-Amerika yang cukup besar. Namun dua buah restoran cepat saji McDonalds ini, telah menarik makanan halalnya pada bulan Mei 2013, setelah gugatan kontroversial menyentak restoran ini.


Seperti yang diberitakan USA Today, gugatan kontroversial tersebut menuduh McDonalds membuat makanan tidak halal yang diiklankan menjadi makanan halal. Gugatan tersebut datang dari konsumennya sendiri, Ahmed, pada tahun 2011. Karena menurutnya, makanan halal adalah makanan yang disiapkan sesuai dengan pedoman Islam, seperti membaca doa saat hewan dipotong. Kassem Dakhlallah, pengacara Ahmed, menyatakan, dua restoran tesebut telah menjual makanan tak halal di banyak kesempatan kepada konsumen Muslim.


Tuntutan sebesar US$ 700,000 atau sekitar Rp 6,9 Milyar pun dilayangkan kepada McDonalds. Penyelesaian kasus ini baru dicapai pada bulan April 2013, dimana Ahmed memenangkan tuntutannya tersebut. Uang tuntutan yang ia layangkan telah disumbangkan sebesar $ 275.000 ke Huda Clinic, pusat kesehatan Muslim di Detroit, $ 150.000 untuk Arab American National Museum di Dearborn, dan $ 25,000 sendiri untuk Ahmed, dan sisanya digunakan untuk membayar pengacaranya.


Namun McDonalds tetap membantah telah melakukan kesalahan ini, “Kami memiliki sistem yang dirancang dengan hati-hati untuk melayani konsumen secara halal, seperti produk ayam halal yang diberi label, disimpan, dan dimasak di area yang halal. Perusahaan juga telah melatih karyawan untuk mempersiapkan makanan halal secara ketat,” ungkap kuasa hukum McDonalds, Thomas McNeill. Hal ini membuat Menu halal seperti McChicken Sandwich dan Chicken McNuggets dihapus dengan alasan perusahaan akan fokus menyediakan menu inti restoran. Namun Tidak ada satupun pernyataan resmi perusahaan yang menyatakan menu tersebut dihapus karena adanya tuntutan hukum.


Kassem Dakhlallah, pengacara yang mengajukan gugatan, mengatakan bahwa keputusan perusahaan untuk menghentikan penjualan makanan halal adalah "mengecewakan." Dia mengatakan bahwa McDonalds harus mencoba "untuk memastikan bahwa semua produk yang dijual adalah halal seperti yang diiklankan.” “Tapi, ia menambahkan, jika McDonalds tidak bisa menjamin hal tersebut, maka berhenti untuk menawarkan produk halal adalah keputusan terbaik.”


Advertising
Advertising

Keputusan untuk menghentikan produk makanan halal juga menimbulkan reaksi campuran di Dearborn. Beberapa orang kecewa, sementara yang lain mengatakan itu adalah langkah yang baik karena McDonalds sebelumnya memiliki masalah dengan makanan halal. Saat ini, penyelidikan dan penyelesaian kasus antara Ahmed, klinik kesehatan Muslim, komunitas Muslim Detroit dan pengacara Ahmed sedang berlangsung. Pengacara menyatakan jika ternyata tuntutan pihaknya terbukti benar maka itu adalah peristiwa yang langka.


McDonalds, yang memiliki lebih dari 14.000 restoran di AS, mulai menjual produk-produk halal untuk pertama kalinya di Michigan Avenue dekat Greenfield pada September 2000. Kemudian diikuti dengan McDonalds di Ford Road timur dari Schaefer. Meskipun McDonald telah dihentikan menjual produk-produk halal di AS, mereka masih tetap menjual makanan halal di negara-negara mayoritas Muslim seperti Arab Saudi.


USATODAY.COM | ANINDYA LEGIA PUTRI



Berita Terpopuler :

Komisi XI Sepakati Asumsi Makro 2014
Kelapa Sawit dan Karet Dikaji Sebagai Produk Hijau
Daihatsu Produksi 40 Ribu Mobil Hijau Tahun Ini
Konsep Tabrakan Hotel Urban
Asap Menebal, Darurat Penerbangan Diterbitkan
Tarif Taksi Diusulkan Naik 26 Persen

Berita terkait

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

7 Februari 2021

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.

Baca Selengkapnya

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

6 Februari 2021

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020

Baca Selengkapnya

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

4 Februari 2021

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.

Baca Selengkapnya

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

3 Februari 2021

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.

Baca Selengkapnya

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

3 Februari 2021

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

30 Januari 2021

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.

Baca Selengkapnya

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

30 Januari 2021

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

29 Januari 2021

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

29 Januari 2021

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19

Baca Selengkapnya

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

27 Januari 2021

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran

Baca Selengkapnya