TEMPO.CO, Naypyidaw - Pemimpin oposisi Myanmar Aung San Suu Kyi menyatakan niat untuk mencalonkan diri menjadi presiden. Dalam pidato di Forum Ekonomi Dunia (WEF) Asia Timur di Ibukota Naypyidaw, penerima penghargaan Nobel Perdamaian meminta agar konstitusi yang menghambatnya diamendemen.
“Saya ingin mencalonkan diri menjadi presiden, dan saya cukup jujur soal itu,” kata veteran aktivis demokrasi di hadapan delegasi WEF Asia Timur. Pemilihan presiden Myanmar akan diselenggarakan pada 2015.
“Jika saya berpura-pura bahwa saya tidak ingin mejadi presiden, saya tidak jujur,” tambahnya.
Konstitusi Myanmar saat ini melarang siapa saja, yang pasangan atau anak-anaknya menyandang kewarganegaraan asing untuk menjadi presiden. Dua putra Suu Kyi bersama almarhum suaminya, Michael Aris berkewarganegaraan Inggris. Dan untuk mengubah bagian-bagian tertentu dari konstitusi membutuhkan dukungan lebih dari 75 persen anggota parlemen. Seperempat dari Parlemen berasal dari pejabat militer yang ditunjuk.
“Menurut para pakar, konstitusi ini adalah konstitusi yang paling sulit diamendemen di seluruh dunia. Jadi kita harus mulai dengan mengamendemen persyaratan amendemen,” kata Suu Kyi.
Sebanyak 900 delegasi dari lebih 50 negara menghadiri pertemuan tiga hari WEF Asia Timur di Naypyidaw.
CHANNEL NEWS ASIA | NATALIA SANTI
Topik terhangat:
Penembakan Tito Kei | Tarif Baru KRL | PKS Vs KPK | Ahmad Fathanah
Baca juga
Ronaldo Tak Perpanjang Kontrak di Madrid
Latihan Perdana Timnas Diikuti Hanya 13 Pemain
Persipura Perpanjang Rekor Tak Terkalahkan