TEMPO.CO, Sidney - Cetak biru rahasia gedung baru Badan Intelijen Australia (Australian Security Intelligence Organisation-ASIO) di Canberra telah dicuri melalui serangan di dunia cyber, yang diduga dilakukan oleh peretas di Cina.
Program Four Corners ABC mengetahui bahwa cetak biru gedung itu dicuri dari kontraktor yang terlibat dalam pembangunan gedung itu. Cetak biru yang dicuri meliputi keamanan gedung, sistem komunikasi, denah, serta lokasi servernya.
Para ahli mengatakan pencurian itu menunjukkan bahwa agen mata-mata itu telah dimata-matai dan mungkin menjadi alasan mengapa biaya konstruksi pembangunan gedung itu sampai keluar.
Laporan Four Corners menyebutkan, serangan cyber itu datang dari server di Cina. Four Corners juga menemukan bahwa Departemen Pertahanan, Perdana Menteri dan Kabinetnya, dan Departemen Luar Negeri dan Departemen Perdagangan juga diterobos keamanannya dalam operasi peretasan berkelanjutan.
Reserve Bank dan Biro Statistik baru-baru ini mengkonfirmasi bahwa mereka telah menjadi sasaran serangan hacker, tapi tidak berhasil.
Jaksa Agung Federal Mark Dreyfus menolak mengatakan ada tidaknya penerobosan keamanan. "Ada banyak bahan intelijen, materi terkait spionase yang kami tak bisa komentari," katanya.
"Semakin banyak yang diungkapkan tentang aktivitas spionase di Australia atau aspek operasional dalam kontra-intelijen, semakin banyak lawan kami, orang-orang yang terlibat dalam spionase, akan tahu tentang kemampuan kami dan tahu tentang metode yang kami miliki untuk mendeteksi spionase atau ancaman cyber," kata Dreyfus.
Direktur Pusat Keamanan Internet, Alastair MacGibbon mengatakan pemerintah harus lebih terbuka tentang apa yang telah terjadi. "Mungkin banyak terjadi penerobosan keamanan di instansi pemerintah, tetapi kita tidak memiliki budaya di negeri ini berbicara tentang hal itu," katanya.
Profesor Des Ball dari Pusat Studi Pertahanan Universitas Nasional Australia mengatakan, pencurian cetak biru bangunan ASIO ini berdampak signifikan. Salah satu manfaat yang bisa didapat oleh pencurinya adalah bisa memasang perangkat penyadap di dinding dan ruangan bangunan itu.
abcnet.au | Abdul Manan
Berita terkait
Teror di Australia, ISIS Klaim Pelaku Penusukan Sebagai Anggota
9 November 2018
ISIS mengklaim serangan teror di Australia yang menikam tiga orang dan menabrakan mobil di Bourke Street, Melbourne.
Baca SelengkapnyaTeror di Australia, Pria Tikam 3 Pejalan Kaki Usai Ledakkan Mobil
9 November 2018
Teror di Australia, seorang pria meledakkan mobil dan menusuk pejalan kaki di Melbourne hingga menewaskan satu orang.
Baca SelengkapnyaEtihad Airways Akan Membantu Australia Ungkap Dugaan Teroris
2 Agustus 2017
Maskapai Etihad Airways mengatakan siap bekerja sama dan membantu Kepolisian Federal Australia untuk mengungkap rencana teror di pesawat.
Baca SelengkapnyaBahan Peledak Ditemukan Polisi Australia di Rumah 4 Tersangka
1 Agustus 2017
Polisi Australia menemukan sejumlah benda yang diduga bahan pembuat bom dalam penggrebekan di rumah 4 tersangka.
Baca SelengkapnyaEtihad Bawa 500 Penumpang dari Australia Jadi Target ISIS
1 Agustus 2017
4 pria diduga jaringan ISIS diduga akan meledakkan pesawat Etihad Airways dengan rute Sydney, Australia ke Abu Dhabi.
Baca Selengkapnya4 Pria Australia Rancang Ledakkan Pesawat Rute Jakarta - Sydney
1 Agustus 2017
Gabungan Polisi Australia menemukan data rencana meledakkan pesawat yang terbang dari Jakarta ke Sydney oleh 4 pria Australia keturunan Libanon.
Baca SelengkapnyaAustralia Dirikan Penjara Isolasi Terpidana Teroris yang Pertama
12 Juni 2017
Australia sedang membangun penjara isolasi khusus terpidana teroris yang pertama dan berlokasi di negara bagian New South Wales.
Baca SelengkapnyaWarga AS di Australia Diminta Waspada Aksi Teror
17 Mei 2015
Peringatan ini dikeluarkan setelah pengadilan Australia mengadili remaja Inggris usia 14 tahun yang didakwa terlibat kasus teror di acara Anzac Day.
Baca SelengkapnyaTiap Hari, 405 'Jihadis' Diinterogasi di Bandara Australia
16 Maret 2015
Australia memperketat pengawasan imigrasi di bandara untuk mencegah warganya bergabung dengan kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
Baca SelengkapnyaISIS Rekrut Remaja Jago Matematika Asal Australia
9 Maret 2015
Pertengahan tahun lalu, Bilardi diketahui membeli tiket sekali jalan ke Istanbul.
Baca Selengkapnya