FBI Identifikasi Calon Tersangka Bom Boston

Reporter

Editor

Abdul Manan

Kamis, 18 April 2013 23:30 WIB

Foto saat ledakan pertama terjadi, para pelari Boston Marathon sedang menuju garis finish ketika bom meledak. Reuters.

TEMPO.CO, Boston - Biro Penyelidik Federal (FBI), Rabu 17 April 2013, mengaku telah mengidentifikasi pelaku bom maraton di Boston melalui video petugas keamanan yang merekam gambar sebelum ledakan Senin lalu. Ledakan di jantung kota Boston itu menewaskan tiga orang dan melukai lebih 180 lainnya.

Sumber penegak hukum mengatakan, FBI ingin menginterogasi orang yang terlihat dalam kamera milik Mall Lord and Taylor, yang berada di dekat lokasi ledakan. Dalam kamera tersebut terlihat bahwa orang ini meletakkan paket yang diduga bom kedua sambil berbicara melalui telpon selulernya.

Bom kedua dalam ledakan Boston itu berada sekitar 100 meter dari garis finis lomba marathon di Boylston Street, dan tempat bom pertama yang meledak sekitar 12 detik sebelumnya.

Para penyelidik mengatakan pria itu terlihat di lokasi ledakan kedua dengan mengenakan jaket hitam, kaus bertudung abu-abu. Tingginya sekitar 6 kaki atau 6-kaki-2-inci, menggunakan topi baseball putih, dan saat itu sedang meletakkan ransel di tanah.

Menurut CBS News, penyelidik sekarang akan memeriksa catatan panggilan dari telepon seluler untuk menentukan siapa yang melakukan panggilan dari lokasi itu tak lama setelah ledakan. Pihak berwenang mengatakan, mereka sedang mencari orang ini, baik sebagai saksi atau sebagai tersangka.

Presiden Dewan Kota Stephen Murphy mengatakan, ia diberitahu polisi Boston soal para penyelidik yang melihat gambar rekaman kamera department store di dekat garis finish dan cocok dengan deskripsi saksi tentang seseorang yang meninggalkan tempat kejadian saat ledakan terjadi. "Mereka (penyelidik) mungkin di ambang menangkap seseorang,"kata dia.

Bom yang meledak di Boston itu dibuat dengan menggunakan panci bertekanan (yang sering disebut panci presto) itu, yang dikemas dengan bahan peledak, paku dan bola besi. Penyidik menduga perangkat itu kemudian disembunyikan di tas ransel hitam dan ditinggalkan di tanah.

Dengan hipotesa ini, penyelidik kini mencari gambar seseorang yang menyeret tas berat berwarna gelap. Satu video dari sebuah departemen store, kata Murphy, "Telah mengkonfirmasi bahwa tersangka terlihat menjatuhkan tas di dekat titik ledakan kedua, dan berlalu."

Daily Mail | Reuters | New York Post | Abdul Manan

Berita terkait

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

7 Februari 2021

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.

Baca Selengkapnya

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

6 Februari 2021

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020

Baca Selengkapnya

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

4 Februari 2021

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.

Baca Selengkapnya

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

3 Februari 2021

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.

Baca Selengkapnya

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

3 Februari 2021

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

30 Januari 2021

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.

Baca Selengkapnya

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

30 Januari 2021

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

29 Januari 2021

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

29 Januari 2021

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19

Baca Selengkapnya

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

27 Januari 2021

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran

Baca Selengkapnya