TEMPO.CO, Seoul - Korea Utara segera mengoperasikan kembali reaktor untuk menghasilkan plutonium dalam enam bulan. Namun, menurut pengamat, reaktor itu perlu bertahun-tahun untuk menghasilkan bom atom yang signifikan.
Pyongyang mengumumkan pada hari Selasa bahwa mereka akan menghidupkan kembali reaktor riset Yongbyon berkapasitas lima megawatt. Reaktor ini ditujukan untuk menghasilkan plutonium.
Beberapa ahli nuklir yang mengetahui program Korea Utara mengatakan, negara itu mungkin perlu waktu setengah tahun untuk memperbaikinya dan mengoperasikannya kembali. "Asalkan tidak mengalami kerusakan yang signifikan," kata seorang sumber Reuters.
Keputusan untuk me-restart reaktor adalah reaksi Pyongyang terbaru dalam menyikapi sanksi PBB untuk melakukan uji coba nuklir ketiga pada bulan Februari. Negara ini juga "panas" setelah Amerika Serikat dan Korea Selatan menggelar latihan militer bersama yang dipandang negara ini sebagai bentuk "permusuhan".
Reaktor Yongbyon secara teknis berhenti beroperasi selama bertahun-tahun. Tapi, Siegfried Hecker, ilmuwan nuklir di Stanford University yang pernah mengunjungi kompleks nuklir Yongbyon, mengatakan, reaktor riset Yongbyon telah siaga sejak Juli 2007.
"Dalam setidaknya enam bulan, mereka dapat menghasilkan sekitar 6 kilogram plutonium (kira-kira senilai satu bom) per tahun," katanya.
Dia mengatakan, perlu waktu sekitar tiga sampai empat tahun sebelum Korea Utara bisa mendapatkan 12 kg plutonium, yang akan cukup untuk membuat dua atau lebih bom atom.
Hecker menambahkan, ketika ia terakhir mengunjungi Korea Utara pada tahun 2010, negara itu mempunyai persediaan dari 24 sampai 42 kg plutonium, cukup untuk membuat empat atau delapan bom.
Citra satelit, yang diterbitkan oleh situs 38North, menunjukkan aktivitas konstruksi baru di lokasi reaktor pada awal Februari hingga akhir Maret. Dikatakan, citra itu menunjukkan bahwa pembangunan telah dimulai di sepanjang jalan dan menuju belakang gedung reaktor.
Korea Utara telah berulang kali mengancam akan menggunakan senjata nuklir untuk menyerang Amerika Serikat dan Korea Selatan. Namun, Hecker mengatakan, dia skeptis tentang kemampuan Pyongyang untuk mencapai targetnya.
Olli Heinonen, mantan Kepala Badan Energi Atom Internasional IAEA, kepada Reuters juga mengungkapkan prediksi yang sama. Namun, ia menyatakan, tak menutup kemungkinan sebelum enam bulan reaktor sudah siap. "Kita tidak tahu berapa banyak pekerjaan persiapan yang telah mereka lakukan," kata Heinonen. Ia mengatakan, Korea Utara kemungkinan besar bisa mengoperasikan kembali reaktor tanpa bantuan asing.
REUTERS | TRIP B
Berita terkait
Keamanan Google Chrome Kembali Diperbarui Cegah Bug Zero-day
6 Februari 2021
Google mengeluarkan pembaruan keamanan untuk Chrome berupa patch untuk mengatasi kerentanan di peramban tersebut.
Baca SelengkapnyaEks Dubes Korea Utara yang Membelot Blak-blakan Soal Senjata Nuklir
3 Februari 2021
Ia yakin Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un tidak akan menyerahkan persenjataan nuklirnya.
Baca SelengkapnyaEks Dubes Korea Utara Untuk Kuwait Kabur ke Korea Selatan
25 Januari 2021
Mantan duta besar Korea Utara untuk Kuwait Ryu Hyun Woo memutuskan kabur ke Korea Selatan bersama keluarganya.
Baca SelengkapnyaKim Jong Un Hukum Berat Warga Korea Utara yang Nikmati Hiburan Korea Selatan
20 Januari 2021
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un memberlakukan denda atau penjara bagi siapa pun yang ketahuan menikmati hiburan Korea Selatan atau meniru aksennya.
Baca SelengkapnyaTahun Baru 2021, Kim Jong Un Pilih Tulis Surat Untuk Rakyatnya
2 Januari 2021
Dalam surat itu, Kim Jong Un mengucapkan terima kasih kepada rakyatnya karena telah mempercayai dan mendukungnya di masa-masa sulit.
Baca SelengkapnyaTujuh Negara Tuding Korea Utara Manfaatkan Pandemi Untuk Langgar HAM Warganya
12 Desember 2020
Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pun menggelar rapat membahas pelanggaran hak asasi manusia (HAM) di Korea Utara ini
Baca SelengkapnyaCina Dikabarkan Beri Vaksin COVID-19 Eksperimental ke Kim Jong Un
2 Desember 2020
Korea Utara dikabarkan telah menerima vaksin COVID-19 eksperimental dari Cina. Bahkan, Kim Jong Un dikabarkan sudah memakainya.
Baca SelengkapnyaPeretas Korea Utara Targetkan Pembuat Vaksin Covid-19 AstraZeneca
30 November 2020
Para peretas menyamar sebagai perekrut di situs jejaring LinkedIn dan WhatsApp untuk mendekati staf AstraZeneca.
Baca SelengkapnyaCegah Covid-19, Korea Utara Tambah Pos Jaga di Perbatasan
29 November 2020
Pemerintah Korea Utara menambah jumlah pos penjagaannya dan membangun tembok pertahanan di perbatasannya guna mencegah masuknya virus corona.
Baca SelengkapnyaMiliter Korea Utara Diduga Latih Lumba-lumba Kamikaze
23 November 2020
'Karamba' khusus untuk program pelatihan militer mamalia laut seperti lumba-lumba terekam dalam citra satelit Sungai Taedong.
Baca Selengkapnya