Polisi Malaysia Bekuk 79 Pengikut Sultan Sulu  

Reporter

Minggu, 10 Maret 2013 03:31 WIB

Seorang Muslim wanita dari pengikut Sultan Sulu Jamalul Kiram, memprotes atas aksi penyerangan militer Malaysia kepada mereka di depan Kedutaan Besar Malaysia, Makati, Manila, Filipina, (5/3). Malaysia telah meluncurkan serangan udara dan serangan mortir terhadap mereka. (AP Photo / Bullit Marquez)

TEMPO.CO , Ferlda Sahabat:Kepolisian Malaysia terus melakukan penangkapan terhadap pendukung Sultan Sulu yang diduga terlibat konflik berdarah di Sabah. Kepala Kepolisian Federal Malaysia, Ismail Omar, Sabtu 9 Maret 2013, mengumumkan pihaknya menangkap lagi 79 orang.

"Kami yakin para tersangka terlibat dalam penyusupan dan penyerangan di Sabah," kata Ismail.

Namun Ismail tidak menjelaskan lebih lanjut soal identitas atau jenis kelamin orang-orang yang ditangkap. Sebelumnya pada Jumat lalu, ia menyatakan pihaknya menangkap puluhan orang, baik laki-laki maupun perempuan, yang diduga terkait dengan kelompok bersenjata tersebut.

“Para pelaku yang ditangkap tersebut akan dijerat pasal tindak pidana terorisme,” Ismail menambahkan. Diduga para tersangka merupakan penyedia pasokan makanan maupun informan. Tapi belum diketahui apakah mereka warga Malaysia atau Filipina. Kini mereka ditahan di luar area pertempuran tanpa persidangan.

Operasi pengejaran kelompok bersenjata asal Filipina itu pun menyebabkan korban tewas bertambah menjadi 61 orang. Satu korban tewas dalam insiden terbaru berasal dari kubu pengikut Sultan Sulu. Dia ditembak mati oleh aparat Malaysia karena berusaha kabur saat penggerebekan dilakukan di dua desa dan sebuah wilayah rawa setempat.

Jumlah korban tewas terdiri dari 53 anggota kelompok bersenjata asal Filipina dan 8 anggota Kepolisian Malaysia. Mereka tewas dalam bentrokan yang terjadi sejak awal pekan ini. Aparat Malaysia terus melakukan pengejaran terhadap pengikut Sultan Sulu yang masih bertahan dan bersembunyi di Sabah.

Kelompok hak asasi internasional, Human Rights Watch, dalam kesempatan terpisah mendesak pemerintah Malaysia melindungi warga sipil dan membuka akses bantuan kemanusiaan bagi mereka yang terjebak di lokasi pertempuran. “Yang paling penting, pemerintah Malaysia harus transparan menjelaskan duduk persoalan permasalahan ini,” tutur Phil Robertson, Wakil Direktur HRW untuk wilayah Asia.

Malaysia berkukuh akan menumpas seluruh anggota kelompok bersenjata yang menyusup ke wilayah Sabah. Negara tersebut menolak opsi gencatan senjata yang diungkapkan oleh pemimpin kelompok bersenjata.

Sekitar 235 orang pengikut Sultan Sulu, Jamalul Kiram III, tiba di Sabah pada 12 Februari lalu. Mereka berusaha merebut kembali daerah itu berdasarkan dokumen-dokumen sejarah. Hingga saat ini mereka masih bergerilya di wilayah tersebut dan operasi pengejaran pun terus dilakukan otoritas Malaysia untuk menangkap mereka. (baca: Latar Belakang Konflik Sabah)



AP | CHANNEL NEWS ASIA | THE NEW STRAIT TIMES | SITA PLANASARI AQUADINI

Berita terkait

Komnas HAM Minta Pemerintah Segera Tindak Lanjuti Rekomendasi Komite HAM PBB

33 hari lalu

Komnas HAM Minta Pemerintah Segera Tindak Lanjuti Rekomendasi Komite HAM PBB

Komnas HAM apresiasi kesimpulan dan rekomendasi Komite HAM PBB. Meminta pemerintah implementasi kebijakan dan pelaksanaan di pusat serta daerah

Baca Selengkapnya

Cawe-cawe Jokowi Dipertanyakan dalam Sidang PBB, TPN: Cerminan Citra Jokowi di Mata Dunia

48 hari lalu

Cawe-cawe Jokowi Dipertanyakan dalam Sidang PBB, TPN: Cerminan Citra Jokowi di Mata Dunia

TPN Ganjar-Mahfud menilai sosoran PBB soal cawe-cawe Jokowi, telah membuat citra bekas Wali Kota Solo itu menjadi buruk di mata dunia.

Baca Selengkapnya

Laporan PBB: Situasi Satwa Liar di Bumi Mencemaskan

13 Februari 2024

Laporan PBB: Situasi Satwa Liar di Bumi Mencemaskan

Hiu bambu dan tiga satwa liar yang hidup di Indonesia masuk dalam laporan PBB. Ribuan spesies yang bermigrasi dalam situasi mengkhawatirkan.

Baca Selengkapnya

Negara Pesisir Samudera Hindia Rawan Tsunami, Kepala BMKG: Perkuat Mitigasi dan Peringatan Dini

9 Februari 2024

Negara Pesisir Samudera Hindia Rawan Tsunami, Kepala BMKG: Perkuat Mitigasi dan Peringatan Dini

Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, mengajak negara pesisir Samudera Hindia untuk menggenjot sistem mitigasi tsunami, mencakup kesiagaan masyarakat.

Baca Selengkapnya

Mengapa Jokowi Tak Pernah Hadir Langsung Di Sidang Umum PBB?

21 September 2023

Mengapa Jokowi Tak Pernah Hadir Langsung Di Sidang Umum PBB?

Presiden Jokowi berulangkali tidak hadir secara langsung dalam Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)

Baca Selengkapnya

Di PBB, Prakerja Jadi Contoh Kolaborasi Siapkan Tenaga Kerja Tangguh

20 September 2023

Di PBB, Prakerja Jadi Contoh Kolaborasi Siapkan Tenaga Kerja Tangguh

Pembelajaran sepanjang hayat dan meningkatkan keterampilan menjadi kunci mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau SDG.

Baca Selengkapnya

Dua Pelajar Putri NU Wakili Indonesia di ECOSOC Youth Forum PBB

26 April 2023

Dua Pelajar Putri NU Wakili Indonesia di ECOSOC Youth Forum PBB

Dua kader Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) mewakili Indonesia di forum diskusi internasional ECOSOC Youth Forum PBBB

Baca Selengkapnya

Taliban Larang Staf Perempuan Bekerja di Kantor PBB

5 April 2023

Taliban Larang Staf Perempuan Bekerja di Kantor PBB

Larangan Taliban mendorong PBB meminta semua staf - pria dan wanita - untuk tidak masuk kerja selama 48 jam.

Baca Selengkapnya

UGM Tembus 10 Besar Dunia Versi THE University Impact Rankings 2022

29 April 2022

UGM Tembus 10 Besar Dunia Versi THE University Impact Rankings 2022

Pada tahun ini Universitas Gadjah Mada (UGM) berhasil menembus posisi 10 besar dunia untuk SDG 1, yaitu No Poverty atau Tanpa Kemiskinan.

Baca Selengkapnya

Siswa MAN 2 Mataram Wakili Indonesia di Simulasi Sidang PBB

2 Maret 2022

Siswa MAN 2 Mataram Wakili Indonesia di Simulasi Sidang PBB

Muhammad Andrianudin, siswa kelas 12 Program Keagamaan Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Mataram menjadi wakil Indonesia di simulasi sidang PBB atau MUN.

Baca Selengkapnya