Pemberontak Mali Ingin Damai

Reporter

Jumat, 25 Januari 2013 12:10 WIB

Sejumlah tentara Prancis dengan sebuah tank Sagaie di pos observasi di luar Sevare, 620 km utara Bamako, Mali, Kamis (24/1). AP/Jerome Delay

TEMPO.CO, Bamako - Sekelompok pemberontak Mali mengaku mereka ingin mengakhiri peperangan di utara dan berunding dengan pasukan Prancis. Pengakuan itu disampaikan menyusul perpecahan di kalangan pejuang, Kamis, 24 Januari 2013.

Para pemberontak dari faksi Ansar a-Dine (Pelindung Iman), Gerakan Islam untuk Azawad, dalam pernyataannya mengatakan mereka menolak bentuk-bentuk ektrimisme serta terorisme. Mereka juga siap memeranginya. "Kami ingin solusi damai untuk mengatasi masalah di Mali."

Untuk mempersatukan rakyat Mali, kata Azawad dalam pernyataannya, Mali dan Prancis harus melakukan gencatan senjata di kawasan yang mereka kuasai di daerah utara, Kidal dan Menaka. "Di kawasan ini harus diciptakan iklim damai yang akan membuka jalan ke arah dialog politik terbuka."

Krisis di Mali bermula ketika pejuang Tuareg melancarkan peperangan melawan pemerintah untuk mendirikan negara merdeka di utara yang mereka sebut dengan Azawad. Untuk mendukung perjuangannya, mereka beraliansi dengan para pejuang Al-Qaeda. Aliansi ini membuahkan hasil sehingga mereka menguasai kota-kota kunci dalam beberapa hari. Namun, sejak itu Tuareg disisihkan oleh kelompok-kelompok pejuang lainnya yang ingin merapkan hukum Islam secara ketat di kawasan itu.

Seorang pejabat di Kota Kidal mengatakan kepada Associated Press, perpecahan itu sudah berlangsung lama dan hal tersebut merefleksikan bagaimana sebagian besar pejuang Anzar al-Dine telah terkooptasi oleh pemerintah setempat karena alasan ekonomi dan politik, bukan ideologi seperti yang mereka cita-citakan.

Sumber diplomatik Prancis mengatakan, Prancis menanggapi serius terjadinya perpecahan di tubuh para pemberontak, "Kami butuh bukti bukan sekedar permainan kata-kata."

Prancis melancarkan serangan udara ke Mali sejak, Jumat, 11 Januari 2013, untuk mendukung pasukan pemerintah dan Afrika lainnya guna mengusir para pemberontak di wilayah Utara. Pada Kamis, 24 Januari 2013, jet tempur Prancis berhasil menghancurkan dua markas pemberontak.

Ledakan bom yang dilesakkan mesin perang Prancis melumat Ansongo, sekitar 80 kilometer dati Kota Gao. Tempat ini merupakan basis pertahanan pemberontak yang terletak di dekat Desa Syena Sonrai. Keterangan ini disampaikan seorang anggota militer Mali yang tak bersedia disebutkan namanya. "Jet-jet tempur Prancis sukses menyerang posisi-posisi pemberontak Islam di Ansongo," kata sumber. "Serangan ini menyebabkan kerusakan berat di pihak musuh."

AL JAZEERA | CHOIRUL

Berita terkait

Prancis Membunuh 20 Milisi Mali

1 Mei 2017

Prancis Membunuh 20 Milisi Mali

Seorang tentara Prancis tewas setelah mendapatkan serangan dari kelompok perlawanan terhadap pemerintah di Ibu Kota Bamako.

Baca Selengkapnya

Pertama Kali, ICC Tuntut Milisi ISIS sebagai Penjahat Perang  

23 Agustus 2016

Pertama Kali, ICC Tuntut Milisi ISIS sebagai Penjahat Perang  

Jaksa ICC di Den Haag, Belanda menjerat milisi ISIS yang merusak situs warisan dunia di Timbuktu, Mali sebagai penjahat perang.

Baca Selengkapnya

Penyerbuan Hotel, Mali Berkabung Tiga Hari  

23 November 2015

Penyerbuan Hotel, Mali Berkabung Tiga Hari  

Senegal siap membantu Mali.

Baca Selengkapnya

Penyanderaan di Mali, Al-Qaeda Mengaku Bertanggung Jawab

23 November 2015

Penyanderaan di Mali, Al-Qaeda Mengaku Bertanggung Jawab

Prancis menempatkan 3.500 pasukan di Mali.

Baca Selengkapnya

Sayap Al-Qaeda Klaim Bertanggung Jawab Atas Serangan di Hotel Mali

21 November 2015

Sayap Al-Qaeda Klaim Bertanggung Jawab Atas Serangan di Hotel Mali

Kelompok-kelompok bersenjata terus melakukan serangan di Mali meskipun telah terjadi kesepakatan perdamaian antara mantan pemberontak Tuareg di bagian utara dan kelompok bersenjata pro-pemerintah, Juni lalu.

Baca Selengkapnya

Serangan di Hotel Mali, 27 Orang Tewas

21 November 2015

Serangan di Hotel Mali, 27 Orang Tewas


Serangan hotel di Mali itu yang diklaim oleh kelompok Al-Murabitoun dari militan bermata satu Aljazair Mokhtar Belmokhtar.

Baca Selengkapnya

Hotel Radisson Mali Diserbu Teroris, Biasa Jadi Transit WNI  

20 November 2015

Hotel Radisson Mali Diserbu Teroris, Biasa Jadi Transit WNI  

Aksi teror melanda Hotel Radisson Blue, Mali, terjadi sejak Jumat pagi

Baca Selengkapnya

Teror Bersenjata, Presiden Mali Buru-buru Kembali  

20 November 2015

Teror Bersenjata, Presiden Mali Buru-buru Kembali  

Aksi ini membuat Presiden Mali Ibrahim Boubacar Keita mempercepat kunjungan kenegaraannya ke Chad.

Baca Selengkapnya

Detik-detik Dramatis Pasukan Khusus Mali Bebaskan 80 Sandera  

20 November 2015

Detik-detik Dramatis Pasukan Khusus Mali Bebaskan 80 Sandera  

Pasukan khusus Mali dibantu pasukan perdamaian PBB menyerbu Hotel Radisson Blu untuk membebaskan sandera.

Baca Selengkapnya

Tak Ada Sandera WNI di Hotel Radisson Mali  

20 November 2015

Tak Ada Sandera WNI di Hotel Radisson Mali  

Saat kejadian, seluruh WNI berada di lokasi yang cukup jauh dari hotel.

Baca Selengkapnya