TEMPO.CO, Maryland - Informan WikiLeaks yang diduga membocorkan rahasia militer Amerika Serikat, Bradley Manning, dikabarkan mengalami krisis identitas terkait gender. Ia kini berada di bawah pengawasan ketat untuk mencegahnya dari bunuh diri.
Manning, seorang mantan analis intelijen militer di Irak, dituduh berperan dalam kebocoran intelijen terbesar dalam sejarah Amerika Serikat. Ia diduga mengirimkan dokumen rahasia pada situs WikiLeaks.
Dugaan krisis gender itu muncul saat pra-sidang pengadilannya untuk membatalkan kasus karena dugaan pelanggaran hukum selama penahanannya. Selama sembilan bulan ia ditahan dalam ruang terisolasi di sebuah penjara di Quantico, Virginia.
Ryan Jordan, yang berbicara kepada Manning sebagai konselor di fasilitas Korps Marinir, ditanyai kemarin tentang laporan kajian yang disampaikan, yang mencatat Manning memiliki "gangguan identitas gender yang potensial".
"Ketika dia pertama kali dibawa ke dalam tahanan, dia memberikan nama alias Breanna Elizabeth Manning," kata Jordan di pengadilan.
Jordan menyarankan penjara untuk menjaga Manning dari langkah-langkah bunuh diri. Namun, ia mengatakan, perjuangan identitas gender bukanlah faktor penentu dalam rekomendasinya.
Identitas gender Manning pertama kali muncul dalam pra-sidang tahun lalu. Dalam dokumen pengadilan, ia didiskriminasikan sebagai "intoleransi dan homophobia".
AP | TRIP B
Berita terpopuler lainnya:
Indonesia Jadi Tuan Rumah Miss Universe
Prancis Punya Masjid Gay Pertama
ITB Siap Kembalikan Uang Rp 10 Miliar ke Mahasiswa
Jangan Pernah Lakukan Ini di Korea Selatan
Heboh Video Ahok, PRJ Belum Mau Berkomentar
Berita terkait
Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia
7 Februari 2021
Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.
Baca SelengkapnyaOrient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua
6 Februari 2021
Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020
Baca SelengkapnyaTidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat
4 Februari 2021
Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.
Baca SelengkapnyaKeluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge
3 Februari 2021
Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.
Baca SelengkapnyaKrisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan
3 Februari 2021
Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah
30 Januari 2021
Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.
Baca SelengkapnyaTutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol
30 Januari 2021
Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan
29 Januari 2021
Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19
29 Januari 2021
Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19
Baca SelengkapnyaJenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran
27 Januari 2021
Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran
Baca Selengkapnya