TEMPO.CO, Canberra - Pemimpin oposisi Australia meminta maaf kepada Perdana Menteri Julia Gillard pada Selasa untuk pernyataannya bahwa pemerintahnya tidak berpengalaman dalam kebijakan keluarga. Beberapa pihak melihat komentar itu sebagai tembakan murahan kepada perdana menteri, yang tidak memiliki anak.
Permintaan maaf Tony Abbott itu terjadi dua pekan setelah Gillard, wanita pertama yang menjadi perdana menteri Australia, mencap dia misoginis dan seksis dalam serangan yang luar biasa dalam pidato di depan parlemen.
Gillard tersinggung ketika Abbott menyerang kebijakan pemerintah untuk mengurangi jumlah santunan bagi orang tua untuk setiap bayi yang baru lahir.
Orang tua saat ini dibayar A$ 5.000 (US$ 5.160) untuk setiap bayi yang lahir dalam keluarga mereka. Tapi, dari pertengahan 2013, masing-masing bayi kedua dan selanjutnya akan mendapatkan hanya A$ 3.000, dengan alasan bahwa keluarga tersebut dapat menggunakan kembali barang-barang seperti boks dan kereta.
Abbott berpendapat bahwa orang tua kadang-kadang memerlukannya untuk membeli boks kedua atau kereta dorong yang lebih besar yang bisa membawa dua anak. "Saya pikir jika pemerintah sedikit lebih berpengalaman dalam bidang ini, mereka tidak akan mengambil kebijakan seperti itu," kata Abbott.
Insiden itu mengingatkan peristiwa beberapa tahun lalu saat Senator Bill Heffernan, seorang rekan Abbott di Partai Liberal, mengatakan Gillard, kini berusia 51, tidak layak jadi pemimpin karena dia telah memutuskan untuk tidak memiliki anak.
Heffernan menggambarkan Gillard sebagai "sengaja mandul" dan berpendapat bahwa tanpa anak-anak, Gillard tidak memiliki pemahaman masyarakat yang diperlukan oleh seorang pemimpin.
Heffernan kemudian meminta maaf karena "pernyataannya benar-benar tidak pantas dan tidak sensitif," yang dikutuk oleh sekutu-sekutu politik serta lawannya. Kecuali Gillard dan Menteri Luar Negeri Bob Carr, 22 menteri dalam kabinetnya memiliki anak.
Abbott membantah bahwa pernyataannya ditujukan kepada Gillard, tapi ia tetap menawarkan permintaan maaf. "Jika dia tersinggung, tentu saja aku minta maaf soal itu. Jika dia ingin aku untuk mengatakan maaf, aku minta maaf," Kata Abbott pada Fairfax Media.
AP | TRIP B
Berita Terpopuler
Obama Sindir Romney: Saya ke Israel Tak Cari Dana
Klub Sepakbola Ini Disponsori Para Pelacur
Thein Sein Mengaku Tak Takut Lagi pada Wartawan
Ini Jawaban Obama Soal "Tur Minta Maaf"
Isu Luar Negeri Tutup Debat Capres AS
Nasib Obama dan Romney Ditentukan di Debat Final
Berita terkait
Teror di Australia, ISIS Klaim Pelaku Penusukan Sebagai Anggota
9 November 2018
ISIS mengklaim serangan teror di Australia yang menikam tiga orang dan menabrakan mobil di Bourke Street, Melbourne.
Baca SelengkapnyaTeror di Australia, Pria Tikam 3 Pejalan Kaki Usai Ledakkan Mobil
9 November 2018
Teror di Australia, seorang pria meledakkan mobil dan menusuk pejalan kaki di Melbourne hingga menewaskan satu orang.
Baca SelengkapnyaEtihad Airways Akan Membantu Australia Ungkap Dugaan Teroris
2 Agustus 2017
Maskapai Etihad Airways mengatakan siap bekerja sama dan membantu Kepolisian Federal Australia untuk mengungkap rencana teror di pesawat.
Baca SelengkapnyaBahan Peledak Ditemukan Polisi Australia di Rumah 4 Tersangka
1 Agustus 2017
Polisi Australia menemukan sejumlah benda yang diduga bahan pembuat bom dalam penggrebekan di rumah 4 tersangka.
Baca SelengkapnyaEtihad Bawa 500 Penumpang dari Australia Jadi Target ISIS
1 Agustus 2017
4 pria diduga jaringan ISIS diduga akan meledakkan pesawat Etihad Airways dengan rute Sydney, Australia ke Abu Dhabi.
Baca Selengkapnya4 Pria Australia Rancang Ledakkan Pesawat Rute Jakarta - Sydney
1 Agustus 2017
Gabungan Polisi Australia menemukan data rencana meledakkan pesawat yang terbang dari Jakarta ke Sydney oleh 4 pria Australia keturunan Libanon.
Baca SelengkapnyaAustralia Dirikan Penjara Isolasi Terpidana Teroris yang Pertama
12 Juni 2017
Australia sedang membangun penjara isolasi khusus terpidana teroris yang pertama dan berlokasi di negara bagian New South Wales.
Baca SelengkapnyaWarga AS di Australia Diminta Waspada Aksi Teror
17 Mei 2015
Peringatan ini dikeluarkan setelah pengadilan Australia mengadili remaja Inggris usia 14 tahun yang didakwa terlibat kasus teror di acara Anzac Day.
Baca SelengkapnyaTiap Hari, 405 'Jihadis' Diinterogasi di Bandara Australia
16 Maret 2015
Australia memperketat pengawasan imigrasi di bandara untuk mencegah warganya bergabung dengan kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
Baca SelengkapnyaISIS Rekrut Remaja Jago Matematika Asal Australia
9 Maret 2015
Pertengahan tahun lalu, Bilardi diketahui membeli tiket sekali jalan ke Istanbul.
Baca Selengkapnya