Sejumlah konsumen memerhatikan produk butik ternama Prada di Beijing, (10/5). Menurut Konsultan Bain&Co, penjualan produk berbagai fashion ternama dapat naik setidaknya 7% pada tahun ini meski krisis global tengah melanda. AP Photo/Andy Wong
TEMPO.CO, Hong Kong - Warga Cina makin "sadar merek". Menurut sebuah laporan baru yang disusun oleh HSBC, sekitar seperempat dari pembelian barang-barang mewah di dunia dilakukan oleh warga Cina. Kecenderungan ini adalah hasil dari tumbuhnya kelas menengah atas di Cina menyusul melonjaknya ekonomi negara itu dalam dua dekade terakhir.
Meskipun ada tanda-tanda bahwa penurunan baru-baru China mungkin akan berpengaruh pada nilai belanja konsumen Cina, angka ini menunjukkan bahwa pasar ritel masih berkembang pesat.
Pada tahun 2007, HSBC menemukan bahwa Cina membeli hanya 5 persen dari barang-barang mewah dunia. Tahun ini, terjadi peningkatan lima kali lipat dalam beberapa tahun. Analisis bank ini menunjukkan kecenderungan akan terus meningkat di tahun-tahun mendatang.
"Kami tidak berpikir sektor barang mewah Cina terhenti sampai di sini," tulis laporan yang dirilis baru-baru ini. "Kecenderungan pemilik merek adalah merekrut pelanggan baru daripada melayani pelanggan yang berulang."
Salah satu faktor yang dianggap mendorong pertumbuhan konsumen barang mewah Cina adalah bahwa gerai mewah sekarang merambah ke kota-kota besar lain selain Beijing, bahkan hingga ke wilayah regional. Banyak merek fashion dunia menyerbu pasar, selain karena banyak merek sekarang memfokuskan operasional mereka di Hong Kong.
Namun, kendati angka menunjukkan 25 persen pembeli barang mewah dunia ada di Cina, hanya sekitar 10 persen dari penjualan sebenarnya yang dilakukan di Cina daratan.