Di Oxford, Aung San Suu Kyi Ajak Bangun Myanmar

Reporter

Editor

Kamis, 21 Juni 2012 11:36 WIB

Aung San Suu Kyi mendapat gelar doctor honoris causa di Oxford University. Dick Makin/University of Oxford Press Office

TEMPO.CO, Oxford- Setelah tertunda selama 19 tahun, akhirnya Aung Saan Su Kyi, pemimpin oposisi Myanmar, menghadiri upacara penganugerahaan gelar Doktor Honoris Causa oleh University of Oxford. Acara berlangsung di gedung Sheldonian Theater pada 20 Juni 2012. Suu Kyi menerima gelar tersebut bersama 7 tokoh besar lainnya, di antaranya Presiden Harvard University, Professor Drew Faust, dan Chairman Sony Corporation, Sir Howard Stringer.

Kunjungan Suu Kyi ke Oxford sangat istimewa. Ia pernah menetap lebih dari satu dekade dan berkeluarga bersama suaminya, Michael Aris, yang meninggal dunia karena kanker pada 1999. Kunjungan ini juga merupakan momen pribadinya yang penting karena untuk pertama kalinya semenjak menjadi tahanan rumah di Myanmar dapat bertemu dan berkumpul dengan dua anaknya yang telah menginjak usia dewasa, yakni Alexander dan Kim.

Lebih dari 900 tamu undangan memenuhi Sheldonian Theater. Para tamu terdiri dari mahasiswa, dosen, dan pimpinan University of Oxford. Seperti yang disaksikan Tempo, upacara penganugerahaan gelar Doktor HC yang dipimpin chancellor dari University of Oxford, Chris Patten, dimulai tepat pukul 11:30 sesuai dengan agenda.

Aung San Suu Kyi memulai pidatonya dengan teringat masa-masa indahnya saat menimba ilmu di University of Oxford, ketika dia menjadi satu-satunya mahasiswi di angkatannya yang berasal dari Myanmar.

Suu Kyi mengingatkan banyak orang memberikan harapan terlalu tinggi terhadap Myanmar. "Saat ini ibaratnya Myanmar baru memulai perjalanan, di mana masih banyak hal yang belum terwujud."

Suu Kyi mengajak berbagai pihak dari seluruh dunia membantu dan bersama-sama mewujudkan pembangunan di Myanmar. "Hal ini dapat dilakukan dalam bentuk investasi yang bertanggung jawab dengan memberikan keuntungan timbal balik bagi rakyat Myanmar dan investor itu sendiri," tutur Suu Kyi. "Investasi tersebut seharusnya bersahabat dengan nilai–nilai demokrasi dan hak asasi manusia."

Kepala Partai National League of Democracy (NLD) Dr. Win Naing mengaku mendukung langkah Aung San Suu Kyi melakukan rekonsiliasi dengan Presiden Myanmar Thein Sein. Win Naing menjadi pelarian politik di Inggris lebih dari dua dekade ini. "Namun saya masih mempunyai reservasi terutama karena masih adanya faksi garis keras di militer yang menentang perubahan ini," ujarnya kepada Tempo di depan Trafagal Square di London pada 19 Juni 2012.

Dr. Win telah berjuang sejak umur 13 tahun dengan mengikuti jejak ayahnya yang merupakan anggota parlemen Burma pada 1950-an. Ia bersama istri, Dr. Khin Wynn New, meninggalkan negaranya kemudian menetap dan meneruskan perjuangan di Inggris. Berdasarkan klaim Dr. Win, jumlah pengurus NLD sebanyak 50 orang dan selama ini melakukan lobi-lobi di Inggris guna mendukung pengurus pusat yang organisasinya praktis dibekukan pemerintah junta militer di Myanmar.

VISHNU JUWONO

Berita terkait

Pertempuran di Perbatasan Myanmar-Thailand, Pemberontak Targetkan Pasukan Junta

15 hari lalu

Pertempuran di Perbatasan Myanmar-Thailand, Pemberontak Targetkan Pasukan Junta

Pertempuran berkobar di perbatasan timur Myanmar dengan Thailand memaksa sekitar 200 warga sipil melarikan diri.

Baca Selengkapnya

Sekjen PBB akan Tunjuk Utusan Khusus untuk Atasi Krisis Myanmar

30 hari lalu

Sekjen PBB akan Tunjuk Utusan Khusus untuk Atasi Krisis Myanmar

Meluasnya konflik bersenjata di seluruh Myanmar membuat masyarakat kehilangan kebutuhan dasar dan akses terhadap layanan penting

Baca Selengkapnya

Junta Myanmar: Pemilu Berikutnya Mungkin Tak Diselenggarakan secara Nasional

40 hari lalu

Junta Myanmar: Pemilu Berikutnya Mungkin Tak Diselenggarakan secara Nasional

Junta Myanmar mengumumkan bahwa pemilu Myanmar berikutnya berpotensi tak diselenggarakan secara nasional.

Baca Selengkapnya

Rumah Aung San Suu Kyi di Myanmar Dilelang, Tapi Tak Ada yang Menawar

46 hari lalu

Rumah Aung San Suu Kyi di Myanmar Dilelang, Tapi Tak Ada yang Menawar

Rumah besar di tepi danau tempat pemimpin demokrasi Myanmar Aung San Suu Kyi menghabiskan bertahun-tahun sebagai tahanan rumah dilelang pada Rabu

Baca Selengkapnya

Komisi Tinggi HAM PBB: Akses Junta Myanmar terhadap Senjata dan Uang Harus Diputus

1 Maret 2024

Komisi Tinggi HAM PBB: Akses Junta Myanmar terhadap Senjata dan Uang Harus Diputus

Komisi Tinggi HAM PBB menyoroti isu yang masih berlangsung di Myanmar, yaitu kekuasaan junta Myanmar dan persekusi etnis Rohingya.

Baca Selengkapnya

Pertama dalam Tiga Tahun, Pejabat Junta Myanmar Hadiri Pertemuan ASEAN di Laos

29 Januari 2024

Pertama dalam Tiga Tahun, Pejabat Junta Myanmar Hadiri Pertemuan ASEAN di Laos

ASEAN pada Oktober 2021 memutuskan bahwa hanya perwakilan nonpolitik dari junta Myanmar saja yang diperbolehkan hadir pada pertemuan ASEAN.

Baca Selengkapnya

Pengadilan Myanmar: Situs Tahanan Rumah Aung San Suu Kyi Dilelang $90 Juta

25 Januari 2024

Pengadilan Myanmar: Situs Tahanan Rumah Aung San Suu Kyi Dilelang $90 Juta

Pengadilan di Myanmar melelang vila tempat mantan pemimpin dan ikon demokrasi Aung San Suu Kyi menghabiskan 15 tahun dalam tahanan rumah.

Baca Selengkapnya

Junta Myanmar Bebaskan 9,652 Tahanan, termasuk 114 Orang Asing

5 Januari 2024

Junta Myanmar Bebaskan 9,652 Tahanan, termasuk 114 Orang Asing

Pemerintah junta Myanmar akan membebaskan banyak tahanan berdasarkan amnesti untuk memperingati hari kemerdekaan negara setiap 4 Januari.

Baca Selengkapnya

Junta Myanmar Hadapi Serangan Hebat dari Pemberontak di Tiga Negara Bagian

16 November 2023

Junta Myanmar Hadapi Serangan Hebat dari Pemberontak di Tiga Negara Bagian

Junta Myanmar juga menyerukan kepada warganya yang memiliki pengalaman militer untuk siap bertugas.

Baca Selengkapnya

Kalah dari Aliansi Pemberontak, Junta Myanmar Hadapi Ujian Terbesar Sejak Kudeta

11 November 2023

Kalah dari Aliansi Pemberontak, Junta Myanmar Hadapi Ujian Terbesar Sejak Kudeta

Aliansi pemberontak telah merebut sebagian wilayah utara dari junta Myanmar, sebuah kemenangan paling signifikan sejak kudeta 2021.

Baca Selengkapnya