TEMPO.CO , Kairo - Mantan pemimpin Mesir Hosni Mubarak dijatuhi hukuman penjara seumur hidup, Sabtu. Ia dinyatakan bersalah karena memerintahkan tentaranya menembaki demonstran. Sidang sempat terganggu aksi demonstran yang marah.
Anggota keluarga korban memprotes vonis dengan merangsek ke dalam pengadilan. Lainnya berdiri di kursi, mengacungkan kepalan tangan di udara dan meneriakkan kalimat protes. Mubarak dan hakim segera diamankan dari ruang sidang di tengah huru-hara itu.
Kalimat yang dijatuhkan oleh Hakim Ahmed Refaat adalah akhir dari tiga dekade kekuasaan Mubarak, yang lengser pada bulan Februari 2011. Dalam ruang sidang yang penuh sesak, Refaat memuji revolusi dan mengatakan rakyat merasa lega "setelah hidup 30 tahun dalam kegelapan tanpa harapan". Refaat memilih yang terakhir dari dua kemungkinan hukuman bagi Mubarak: mati atau seumur hidup.
Sebanyak 840 orang orang tewas dan lebih dari 6.000 lainnya luka-luka dalam pemberontakan menggulingkan kekuasaan Mubarak menurut Amnesty International.
Mantan Menteri Dalam Negeri Habib El Adly juga dihukum karena memerintahkan pasukan keamanan membunuhi demonstran dan dijatuhi hukuman penjara seumur hidup. El Adly dihukum pada Mei, dan untuk tudingan korupsi dan pencucian uang, dia dihukum 12 tahun penjara.
Tapi Refaat membebaskan anak-anak Mubarak--Gamal dan Alaa--dan beberapa pembantu Mubarak.
Mubarak dan anak-anaknya tiba Sabtu pagi di Kairo Police Academy, tempat sidang digelar, di bawah pengamanan ketat. Polisi antihuru-hara berbaris di belakang barikade memisahkan mereka dari demonstran.
Ratusan luar pengadilan meneriakkan: "Eksekusi adalah satu-satunya solusi" dan "siapa yang membunuh harus mati." Keluarga korban tewas membawa poster dan berhadap-hadapan dengan pendukung Mubarak yang meneriakkan "tidak bersalah".
TRIP B | CNN
Berita terkait
Mesir Blokir Situs Human Right Watch karena Rilis Penyiksaan Bui
8 September 2017
Mesir memblokir situs Human Rights Watch sehari setelah organisasi tersebut merilis laporan tentang penyiksaan sistematis di penjara negara itu
Baca SelengkapnyaMesir Pulangkan 2 Mahasiswa Indonesia Setelah Ditahan Satu Bulan
31 Agustus 2017
Pada 30 Agustus 2017, Kedutaan Besar RI di Kairo menerima informasi dari kantor pusat Imigrasi Mesir bahwa pemerintah Mesir menyetujui pemulangan.
Baca SelengkapnyaPPMI: Mesir Tahan 2 Mahasiswa Asal Sumatera Barat
10 Agustus 2017
Presiden Persatuan Pelajar dan Mahasiswa Indonesia (PPMI) Mesir Pangeran Arsyad Ihsanul Haq mengatakan 2 mahasiswa Sumatera Barat ditahan polisi Mesir
Baca SelengkapnyaMesir Punya Pangkalan Militer Terbesar di Timur Tengah dan Afrika
24 Juli 2017
Pangkalan militer Mesir terbesar di Timur Tengah dan Afrika berlokasi di kota El Hammam, di sebelah barat Alexandria.
Baca SelengkapnyaBeri Anak Nama Asing, Orang Tua di Mesir Terancam Dibui
15 Juni 2017
Para orang tua di Mesir terancam dipenjara hingga enam bulan lamanya jika memberi nama asing atau Barat kepada bayi mereka.
Gerombolan Bertopeng Tembaki Bus Umat Kristen Koptik, 28 Tewas
27 Mei 2017
Gerombolan pria bersenjata, bertopeng, dan berseragam militer menyerang bus yang mengangkut umat Kristen Koptik Mesir, 23 orang tewas.
Baca SelengkapnyaTuduh Seorang Pendakwah Murtad, Rektor Al Azhar Dipecat
8 Mei 2017
Rektor Universitas Al-Azhar Ahmed Hosni Taha dipecat karena melabeli seorang pendakwah dengan istilah murtad
Baca SelengkapnyaMesir Membebaskan Pemimpin Ikhwanul Muslimin Hassan Malek
6 Mei 2017
Malek yang menjalani tahanan rumah sekjak Oktober 2015.
Baca SelengkapnyaMesir Menyambut Baik Zona Aman di Suriah Usulan Rusia
5 Mei 2017
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mendukung zona damai sebagaimana disampaikan Putin kepada Trump.
Baca SelengkapnyaSeniman Mesir Menulis Quran Terbesar di Dunia
4 Mei 2017
Saad Mohammed asal Mesir membutuhkan waktu tiga tahun untuk menulis Al Quran terbesar di dunia.
Baca Selengkapnya